NTTsatu.com – LEWOLEBA – Setelah seminggu berada di penampungan penungsi di rumah jabatan bupati Lembata, hari, Kamis, 19 Oktober 2017 Bupati Lembata Eliazer Yentji Sunur resmi melepas pengungsi korban gempa dan ancaman erupsi Gunung Api Ile Lewotolok kembali ke kampung halamannya di Desa Napasabok, Lamawolo, dan Lamatokan.
Saat pelepasan itu, Bupati Sunur mengatakan, pemulangan ini merupakan kesepakatan bersama, apalagi setelah satu minggu di lokasi pengungsian, masyarakat sudah rindu kembali ke kampung halaman. Meski telah kembali, pemerintah akan terus melakukan pendampingan sesuai dengan kemampuan.
“Kita tidak tidak bisa pastikan kalau pulang berarti aman. Namanya alam tidak bisa diprediksi. Hanya bisa meredam dampak potensi bencana yang terjadi,” kata Sunur.
Ia mengatakan pemulangan pengungsi dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi lisan dari BMKG dengan catatan, Pemkab Lembata tidak memulangkan pengungsi dari Desa Lamagute dan Waimatan dan sebagian di Lamawara.
“Untuk dua desa ini teknisnya akan diatur kemudian dengan terlebih dahulu turun lokasi melihat kondisi di sana,” ujarnya sambil mengingatkan warga untuk tidak takut dan khawatir.
“Jangan hanya bunyi angin sedikit langsung khawatir. Kalau seperti itu nanti tidak bisa tidur. Kalau tidak bisa tidur nanti tidak bisa produktif. Lakukan aktivitas seperti biasa setelah kembali. Kepala desa harus monitor dan dampingi agar trauma bisa kembali normal dan lakukan aktivitas seperti biasa,” pesannya kepada para pengungsi. (rin/bp)