NTTsatu.com – KUPANG – Seekor penyu belimbing yang dalam bahasa Latin dikenal dengan nama dermochelys coriacea diketahui terjaring pukat nelayan di pantai Bola, Desa Ipir Kecamatan Bola, Minggu (27/5). Warga pesisir pantai selatan pun ramai menjadikan penyu ini sebagai tontonan. Hingga kini belum diketahui bagaimana nasib penyu tersebut.
Oss Rebong, salah seorang saksi mata menceritakan dia melihat penyu belimbing itu dibiarkan di pinggir jalan. Hewan ini tampak seperti sedang tidak berdaya. Dia hanya terdiam saja dalam kerumunan warga. Dari mulutnya keluar darah.
“Kami sedang melintas di Pantai Ipir Bola. Lalu kami dikejutkan dengan penyu raksasa yangg dipamerkan di pinggir jalan. Besar sekali. Masih hidup. Kami sempat sarankan agar dikembalikan ke laut, tapi masyarakat menjawab nelayan yang menemukan penyu sedang tidak ada di tempat,” cerita Oss Rebong, Minggu (27/5) malam.
Informasi yang sempat direkam Oss Rebong, penyu yang sudah berusia tua tersebut terjaring pukat seorang nelayan. Sang nelayan kemudian menarik penyu itu hingga ke darat, dan membiarkan di pinggir jalan.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sikka Heribertus Nidi yang dikonformasi terkait temuan penyu belimbing, Senin (28/5), mengaku baru mendengar informasi tentang penyu belimbing dari wartawan. Dia pun langsung menghubungi pihak Konservasi Wilayah IV Maumere yang menangani konservasi sumber daya alam dan eksositem.
Dia mengatakan sekarang ini penyu belimbing menjadi sangat langka. Hewan ini dilindungi dan tidak boleh diburu. Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan Heribertus Nidi berharap pihak konservasi segera turun ke lokasi penemuan penyu belimbing agar hesan tersebut dikembalikan ke luat.
Informasi yang dihimpun media ini, petugas konservasi sudah turun ke lokasi di Desa Ipir. Petugas kesulitan menemukan nelayan yang pukatnya menjaring penyu belimbing. Dan anehnya, warga masyarakat sekitar sendiri tidak mengetahui siapa dan nama nelayan tersebut. Petugas konservasi masih berupaya mencari tahu sang nelayan, termasuk keberadaan penyu belimbing tersebut.
Camat Bola Fanus Conterius yang ditemui di Gedung Sikka Convention Center, Senin (28/5), mengaku belum mengetahui infrormasi tentang penyu belimbing yang terjaring pukat nelayan. Dia mengatakan masyarakat nelayan masih sangat awam tentang hewan-hewan laut yang dilindungi. Kasus ini katanya perlu menjadi perhatian bagi pihak-pihak yang berwenang agar memberikan sosialisasi kepada masyarakat nelayan.
Dikutip dari Wikipedia, penyu belimbing adalah sejenis penyu raksasa dan satu-satunya jenis dari suku dermochelyidae yang masih hidup. Penyu ini merupakan penyu terbesar di dunia dan merupakan reptil keempat terbesar di dunia setelah tiga jenis buaya. Penyu belimbing dikenal oleh beberapa masyarakat dengan sebutan penyu raksasa, kantong, atau mabo. Nama umumnya dalam bahasa Inggris adalah leatherback sea turtle. (vic)
Foto: Penyu belimbing yang sempat terjaring pukat nelayan di Desa Ipir Kecamatan Bola, dibiarkan saja di pinggir jalan