Demikian dikatakan Wali Kota Kupang, Jefry Riwu Kore, Jumat malam (8/11) di halaman Mesjid Al Baitul Qadim Airmata. Ia mengatakan ini merupakan suatu kegiatan yang sangat luar biasa yang bisa dilaksanakan di Kelurahan Aimata mata yang mendatangkan begitu banyak saudara-saudara dalam kegiatan dan ini kebanggaan sebagai anak bangsa dalam satu kebersamaan bisa membuat satu kegiatan yang luar biasa.
“Waktu arak-arakan kemarin saya pikir kasian adek- adek saya yang kecil-kecil dari kampung Solor jalan kaki tapi begitu bangganya mereka sampai di mesjid Al Baitul Qadim dan itu juga satu kebanggan buat kita semua mereka dengan bangga menunjukan budaya Muslim, budaya Islam mereka yang luar biasa ketekunan mereka sehingga sampai pada tujuan yang kita tentukan bersama,” katanya.
Menurutnya, kegiatan ini menjadi kegiatan tahunan dan pemerintah Kota Kupang sangat mendukung luar biasa. Kegiatan ini bagian dari anggaran pemerintah yang pemerintah ikutkan dalam membantu panitia jadi kalau tahin depan pemerintah harus bantu lebih supaya lebih ramai lagi dan pemkot juga akan mendorong panitia untuk tahun depan bukan saja dana yang akan kami berikan sponsor dalam arti meminta beberapa stakeholder kita untuk membantu kegiatan ini.
“Kegiatan ini akan menjadi wisata religi yang paling penting di Kota Kupang sehingga semua orang tau Saya berharap banyak bahwa kegiatan ini terus akan bekerja dengan baik, kegiatan ini akan terus memberikan dampak bagi kebersamaan kita di kota kupang, kegiatan ini juga akan memberikan dampak dalam persatuan satu dengan yang lain saling menghormati satu dengan yang lain karena saling menghormati itu adalah yang paling penting dalam keluarga dan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu Ketua Panita, Farid Musa Imran dalam laporan panitianya mengatakan perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw dilaksanakan secara tradisional pada setiap tanggal 12 rabi’ul Awwal setiap tahun Hijriah dengan menampilkan atraksi arak-arakan siripuang di mesjid-mesjid yang dianggap tertua di kota Kupang.
“Pelaksanaan perayaan Maulid Nabi Muhammad secara tradisional sebagai wujud rasa persatuan dan kesatuan di semua kalangan akan menjadi contoh rasa kesatuan dan persatuan di semua kalangan beragama maupun di antara suku ras dan sebagainya, “katanya.
Ia menjelaskan atas dasar Inilah Kami melaksanakan rangkaian kegiatan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW secara tradisional dengan melakukan arak-arakan siripuang melalui pawai ta’aruf atau parade siripuang yang melibatkan semua unsur yaitu remaja Mesjid (Remas), paguyuban, Madrasah dan sekolah umum serta Majelis Taklim Se- kota Kupang.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari mulai dari tanggal 7-8 November 2019 dipusatkan di Mesjid Al Baitul Qadim Airmata. Sedangkan untuk kirap dan arak-arakan siripuang star dari Mesjid Al Fatah kelurahan Solor dan finis di Mesjid Al baitu Qadim Airmata peserta kirap siripuang terdiri dari remas Mesjid, taman pengajian, majelis taklim serta sekolah umum. (*/tim)