Perempuan Harus Berani Lakukan Perubahan
KUPANG. NTTsatu –Menteri Pemberdayaan Perempuan RI, Prof Yohana Yembise menggingatkan kaum peremuan harus berani melakukan perubahan-perubahan berarti dalam pelbagai bidang kehidupan sehingga tidak dianggap enteng oleh kaum pria.
Permintaan Menteri ini disampaikannya dalam Seminar bertema: “Perempuan Tiang Penopang, Pembangunan Keluarga, Gereja, Masyarakat, dan bangsa”, di Gereja Anugerah Kupang, Senin, 6 April 2015 petang. Seminar bertema “Perempuan Tiang Penopang, Pembangunan Keluarga, Gereja, Masyarakat, dan bangsa” ini diselenggarakan oleh panitia Perayaan paskah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Yayasan Indonesia Cerdas dan Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri mengatakan, dia berkeinginan kuat untuk mengunjungi kaum perempuan dan anak di masing-masing Kabupaten di seluruh Indonesia untuk mengajak mereka bekerja dan terus bekerja. Namun anggaran dari APBN tidak mencukupi.
“Anggaran untuk perempuan dan anak sangat sedikit hanya 200 milyar setiap tahun. Karena itu sangat tidak cukup untuk mengunjungi setiap kabupaten di Indonesia dengan tujuan seperti itu. Meski begitu, dia akan terus berjuang untuk berada bersama kaum perempuan,” katanya.
Dalam seminar itu Menteri Yohana juga mengarapkan dukungan dari semua perempuan NTT untuk memajukan NTT. Kaum perempuan di daerah ini harus berani tampil di depan dan me njadi penggerak di berbagai sekitor pembangunan.
“Perempuan harus menjadi pembuat perubahan. Sudah saatnya kita perempuan setara dengan laki-laki, jangan mundur, tapi maju terus berjuang agar kita tidak dianggap sebagai warga kelas dua dan hanya sebagai pelengkap saja,” pinta Menteri Yohana.
Selanjutnya Menteri Yohana mengatakan, dalam rangka memajukan kawasan indonesia timur, ada berbagai program pemerintah untuk mendukung. Salah satunya adalah membangun pusat pelatihan tenaga kerja untuk Tenaga Kerja Wanita. Hal ini dilakukan karena NTT merupakan salah satu Provinsi yang angka Human Tracfikingnya masih tinggi.
Sebelum Seminar, Menteri juga menghadiri acara pelepasan “pasukan” Pawai Paskah yang ditandai dengan pelepasan burung merpati oleh mentgeri sendiri bersama Gubernur NTT Frans Lebu Raya, wakil gubernur, Benny Litelnony dan beberapa pejabat lainnya.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dalam sambutan singkatnya mengatakan paskah memberi makna pada semua kita untuk rela menderita tanpa melawan, rela berkorban, mengasihi dan saling memaafkan satu sama lain tanpa syarat.
Pada 2011 di kota kupang para pemuda kota kupang menyalakan obor perdamaian mudah-mudahan dari NTT membawa perdamaian untuk indonesia. Gubernur juga Berharap kegiatan ini terus menerus dilakukan.
“Mari kita bersama membangun Gerbang Nasareth untuk Kota Kupang ini,” pinta Gubernur Frans Lebu Raya. (ayu)