Petahana di Sikka Jangan Mimpi Pimpin Dua Periode

0
757

NTTsatu.com – MAUMERE – Proses pergantian kepemimpinan di Kabupaten Sikka selalu menyisakan catatan politis yang menarik. Salah satunya yakni belum terpecahkan kepemimpinan dua periode sejak era Daniel Woda Pale (1978-1988). Karena itu siapa pun petahana diingatkan agar tidak bermimpi memimpin kabupaten ini dua periode berturut-turut. 

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Sikka Tahun 2018 yang baru saja terlewati, melahirkan pemimpin yang baru, Fransiskus Roberto Diogo dan Romanus Woga. Sesuai perhitungan sementara pada 484 dari 555 tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Sikka, pasangan dengan tagline Roma ini unggul dengan perolehan 56.426 suara.
Yoseph Ansar Rera selaku petahana, berpasangan dengan Rafael Raga, dengan spirit lanjutkan yang dikampanyekan di mana-mana, kurang mendapat simpati masyarakat. Ironinya, dari tiga pasangan calon, justeru Ansar-Raga berada pada nomor buntut dengan perolehan 39.853 suara, di bawah pasangan calon Alexander Longginus dan Fransiskus Stephanus Say yang memperoleh 41.839 suara.

Hanya ada dua Bupati Sikka yang mampu memimpin kabupaten ini dua periode berturut-turut yakni Laurentius Say (1967-1978). Setelah periode 1967-1972, masa jabatan Laurensius Say diperpanjang 1 tahun sebagai Pejabat Bupati Sikka hingga September 1973. Selanjutnya yang juga memimpin Kabupaten Sikka dua periode yakni Daniel Woda Pale (1978-1988).

Laurensius Say ditetapkan sebagai Bupati Sikka Periode 1967-1972 oleh Menteri Dalam Negeri. Sebelumnya melalui proses rapat pleno terbuka DPRD Gotong Royong, 17 anggota memilih tiga calon di mana Stanislaus Rosario da Gama mendapat dukungan 8 suara, Laurensius Say 5 suara, dan Hendrik Laban 4 suara. Dua calon yang mendapat suara terbanyak diteruskan ke Mendagri untuk mendapatkan penetapan.

Veteran pejuang angkatan 1945 kelahiran Desa Umauta Kecamatan Bola itu kembali terpilih sebagai Bupati Sikka untuk periode 1973-1978. Kala itu 20 anggota DPRD Sikka memilih Laurentius Say melalui aklamasi, sebuah proses politk yang waktu itu sedang dikembangkan di Indonesia.

Daniel Woda Pale terpilih sebagai Bupati Sikka Periode 1978-1983 melalui rapat pleno terbuka DPRD Sikka pada 17 Maret 1978. Dia memperoleh 12 suara, unggul jauh dari Gregorius Jeti 1 suara, Yan Entoih 2 suara, Juven Pareira Mandalangi 3 suara, dan 1 suara abstain.
Jebolan IIP Malang ini kemudian terpilih lagi kedua kalinya untuk periode 1983-1988. Daniel Woda Pale memperoleh 12 suara mengungguli A.M. Keupung 5 suara dan Germanus Grasa 4 suara.

Pasca Daniel Woda Pale, tidak ada lagi petahana yang melanjutkan kepemimpinan dua perode. Bupati Avelinus Maskur Konterius memimpin Kabupaten Sikka Periode 1988-1993. Setelah itu pada periode yang berikut ada lima nama yang diusulkan ke Mendagri, termasuk AM Konterius. Rupanya AM Konterius tidak mendapat restu dari Mendagri.

Akhirnya Alexader Idong terpilih sebagai Bupati Sikka Periode 1993-1998, menyingkikan Antonius Pati dan YAA da Silva. Lima tahun sesudahnya, nasib apes dialami Alexander Idong. Dia kalah dalam pemilihan Bupati Sikka Periode 1998-2003, di mana Alexander Idong memperoleh 7 suara, YAA da Silva 5 suara, dan Paulus Moa 13 suara.
Bupati Paulus Moa terantuk pada proses pemilihan periode berikutnya, yang untuk pertama kali dilakukan pemilihan secara berpasangan yakni Bupati dan Wakil Bupati. Melalui proses yang panjang dan rumit, Paulus Moa tidak terakomodir pada fraksi-fraksi di DPRD Sikka. Pasangan Alexander Longginus dan Yoseph Ansar Rera akhirnya terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sikka Periode 2003-2008.

Setelah era Alexander Longginus dan Yoseph Ansar Rera, proses dan mekanisme pergantian kepemimpinan mulai berubah dengan model pemilihan secara langsung. Sosimus Mitang dan Wera Damianus menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sikka Periode 2008-2013. Kemudian Yoseph Ansar Rera dan Paolus Nong Susar menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sikka Periode 2013-2018. (vic)

 

Foto: Calon Bupati Sikka yang juga petahana Yoseph Ansar Rera ketika hendak mendaftarkan diri di Kantor KPU Sikka beberapa waktu lalu;

Komentar ANDA?