“Ada seratusan lebih balon yang telah mendaftar le Golkar. Dan sekarang kita sedang mengaturnya untuk bisa menentukan siapa saja yang akan maju bertarung ,” kata Ketua DPD I Partai Golkar NTT, Melki Laka Lena kepada wartawan, Jumat, 20 Desember 2019 malam.
Balon bupati dan wabup yang mendaftar itu, menurut dia, tidak hanya kader partai Golkar, tapi juga dari luar partai Golkar, seperti balon Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke dari Nasdem dan Pius Rengka dari Demokrat.
“Ada dari intern partai, namun ada juga dari luar partai Golkar. Semuanya akan diatur terbaik supaya maju dan menang,” kata Melki.
Dia mengatakan balon bupati dan wabup yang telah mendaftar ke Golkar akan dilakukan survey guna mengukur elektabilitas dari balon tersebut, sebelum ditetapkan Partai Golkar untuk diusung pada Pilkada serentak di sembilan kabupaten.
“Setalah mendaftar balon bupati dan wabup akan disurvey, sebelum ditetapkan siapa yang akan diusung Partai Golkar,” ujarnya.
Dia menegaskan, penetapan balon bupati atau wabup akan ditetapkan Partai Golkar sesaat menjelang pendaftaran ke KPU. Rekomendasi final saat mendaftar ke KPU.
Terkiat mahar politik sebesar Rp250 juta per kursi bagi balon bupati yang akan mencalonkan diri, Melki menegaskan tak ada mahar politik di Partai Golkar.
“Soal mahar sudah ditegaskan di Munas Golkar agar pengurus daerah tidak boleh main-main,” tegasnya.
Pada pemilu serentak yang akan digelar di sembilan kabupaten di NTT, kata dia, Partai Golkar menargetkan menang di enam kabupaten. Namun Melki tidak merincikan kabupaten mana saja menjadi target kemenangan partai Golkar.
“Kami target menang di enam kabupaten. Itu yang kami upayakan untuk harus menang, tetapi nanti kita lihat saja,” katanya.
Untuk diketahui sembilan kabupaten yang akan menggelar pilkada tahun ini adalah Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Sabu Raijua, Timor Tengah Utara, Malaka, Belu, Sumba Timur dan Sumba Barat. (bp/tim)