Pilkada Sikka di Tengah Kegelisahan Para Bakal Calon

0
427
Foto: Pasangan bakal calon Fransiskus Stephanus Say dan Kasimirus Bhara Beri (Stef-Caesar) ketika mendaftar di PKP Indonesia pada awal Agustus 2017 lalu

NTTsatu.com – MAUMERE – Pilkada Sikka Tahun 2018 tinggal beberapa bulan lagi, namun sampai awal September 2017 belum satu pun pasangan calon yang sudah mengantongi rekomendasi dari partai politik pengusung.

Sadar atau pun tidak, kegelisahan sedang menyelimuti para bakal calon. Sejak gong pilkada mulai panas, diawali proses politik yang terjadi di Partai Gerindra, spontan bermunculan figur-figur bakal calon, baik secara berpasangan maupun secara perorangan. Mereka bergeriliya mendaftar pada partai-partai politik, dengan harapan besar mendapatkan dukungan dan restu.

Setidaknya tercatat 6 pasangan bakal calon yang kini ramai diperbincangkan, yakni Yoseph Ansar Rera-Rafael Raga (Ansar-Raga) koalisi antara Nasdem dan Golkar  dengan kekuatan 8 kursi. Paulus Nong Susar-Firmina Sedo Mitang (Prima) koalisi  Gerindra dan PAN juga  8 kursi).

Pasangan berikutnya,  Alexander Longginus-Frans Sura (Alex-Frans), koalisi PDI Perjuangan dan Hanura  juga  8 kursi. Berikutnya Fransiskus Stephanus Say-Kasimirus Bhara Beri (Stef-Caesar) koalisi Gerindra dan PKB  dengan  7 kursi,  Yoseph Eripto Marviandi-Simon Subandi Supriadi (Iman) koalisi Gerindra dan PKP Indonesia dengan  8 kursi, serta Fransiskus Roberto Diego-Romanus Woga (Roma) koalisi  PKB dan PAN dengan kekuatan  5 kursi.

Lalu tercatat juga dua figur perseorangan yakni Oswaldus dari PKP Indonesia, dan Yohanes Agustinus Masteriano dari Demokrat. Ada juga beberapa figur perserongan lainnya, tapi sepertinya tidak tampak serius.

Pasangan calon bupati dan wakil bupati minimal harus didukung 7 kursi DPRD Sikka. Atau jika menempuh jalur independen harus mengantongi 20.184 suara. Dengan kepemilikan kursi di legislatif yang maksimal 5 kursi, maka tidak ada pilihan selain perlu ada koalisi partai politik.

Lantaran tuntutan koalisi partai politik serta persyaratan dukungan suara, membuat partai-partai politik dan para bakal calon melakukan kalkulasi politik yang cukup serius. Tidak heran terkadang ada saja spekulasi politik yang dilakukan untuk mengamankan posisi.

Paket Roma misalnya, sebelumnya gencar bergerak melalui jalur independen. Namun belakangan ini mulai mendaftarkan diri di beberapa partai politik, seperti PAN, PKB, dan Demokrat. Menempuh dua jalur sekaligus, itulah langkah politik yang sedang dilakoni Roma.

Paket Ansar-Raga yang dari awal meyakni dukungan koalisi Nasdem dan Golkar, justeru masih mendaftar di Demokrat. Sementara Ansar Rera secara perorangan mendaftar di Hanura dan PKP Indonesia.

Menjawab wartawan, Yoseph Ansar Rera beralasan mendaftar pada beberapa partai politik dalam rangka membangun kebersamaan untuk Kabupaten Sikka yang lebih baik.

Paket Iman, awalnya cukup konsiten dengan hanya mendaftar di Gerindra dan PKP Indonesia. Namun dalam perkembangannya, isu retak menyelimuti dua figur ini, menyusul inisiatif secara perorangan mendaftar di PKB dan Demokrat.
Yang benar-benar konsisten mungkin hanya paket Prima. Pasangan bakal calon ini hanya mendaftar di Gerindra dan PAN, dua partai yang diharapkan berkoalisi untuk mendukung Prima. Terembus informasi, DPP PAN sudah memberikan rekomendasi dukungan kepada pasangan bakal calon ini.

Sementara itu Alexander Longginus mendaftar secara perorangan di Hanura dan PKP Indonesia. Oswaldus mendaftar secara perorangan di PKP Indonesia dan Demokrat. Lalu Yohanes Agustinus Masteriano mendaftar secara perorangan di PAN dan Demokrat.

Di lain pihak, hingga kini belum ada satu pun rekomendasi dari partai politik, kecuali PAN yang dikabarkan mendukung Prima, PDI Perjuangan mendukung Alexander Longginus, dan Nasdem mendukung Yoseph Ansar Rera. Lebih dari itu, Golkar, Gerindra, Demokrat, Hanura, PKP Indonesia, PKB, PPP, dan PKS, masih dalam proses internal. (vic)

Komentar ANDA?