KUPANG. NTTsatu.com – Muhammad Soleh Kadir alias Pion Ratulolly putera Lamahala, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur (Flotim) kembali menambah perbendaharan Sastra Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan menghadirkan sebuah buku Kumpulan Cerita Pendek (Cerpen) berjudul Wasiat Kemuhar.
Buku Cerpen anak muda ini diluncurkan di Aula Pendidikan Bahasa dan Seni (PBS) FKIP Universitas Nusa Cendana pada Sabtu, 9 Mei 2015 dalam acara beda buku dengan menghadirkan sejumlah tokoh sastra NTT antara lain Marsel Robot dan Romo Amache Franck OE Ninu serta beberapa sastrawan NTT lainnya.
Peluncuran Cerpen tersebut dilakukan oleh Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Undana Kupang, Marsel Robot dengan melempar buku tersebut ke hadapan para mahasiswa yang hadir saat itu. Marsel melakukan hal itu untuk memancing anak-anak muda NTT lainnya untuk berkreasi di bidang tulis menulis seperti yang dilakukan Pion dan beberapa mahasiswa Undana lainnya.
Sebelum peluncuran, Muhammad Soleh Kadir alias Pian Ratulolly itu menjelaskan tentang hadirnya buku ini dan isi yang terkandung dalam buku tersebut untuk dimengerti para pembacanya.
Dia mengaku mengangkat realitas lokal NTT, khususnya Flores Timor-Adonara. Ini telah menjadi sebuah komitmen, Pion untuk konsisten terus menulis menuangkan dalam sebuah karya, dengan menceritakan budaya NTT.
Dia mengatakan, Cerpen- cerpen yang ada dalam buku Wasiat Kemuhar itu ditulisnya sejak 2010 hingga 2014, melalui proses yang panjang. Ia menginginkan pengungkapan kepada publik, bahwa di setiap karya yang ia ciptakan selalu ada perubahan, baik dari segi tata bahasa maupun sastranya. Banyak proses belajar yang ia lewati untuk menghasilkan karya ini.
Dalam acara peluncuran dan bedah buku ini, dihadiri oleh Penyair Perempuan NTT, Mezra E. Pellondou, Sastrawan NTT, Para Penyair dari Dusun Flobamora, alumni dan mahasiswa/i PBSI Undana Kupang.
Prolog Wasiat Kemuhar, diulas oleh Dr. Yospeh Yapi Taum, seorang sastrawan asal Lembata. Dala prolog itu Yapi Taum menulis, 16 cerpen yang terdapat pada Buku Wasiat Kemuhar, menceritakan realita yang terjadi di Flotim, Adonara.
Sementara Rm. Amanche Franck OE Ninu yang hadir dalam acara beda buku dan peluncuran buku tersebur mengatakan, Pion adalah pria Adonara yang selalu membara dengan tulisan-tulisannya yang sarat makna.
Guru pada SMAK Giovani Kupang ini mengatakan, Wasiat Kemuhar adalah simbolnya. dengan meramu lokalitas dan sering mengedepankan filosofi ke-Islam-an, Pion selalu membara dengan diksi dan fiksinya. Karya ini merupakan ekspresi sekaligus intensi dan bisa jadi aksi dari kedalaman kontemplasi tentang pengembaraan Pion dari pesisir Lamahala, Adonara menuju samudera “kehidupan maha luas.”
Romo Amanche berharap, setelah peluncuran buku ini, aka nada lagi sastrawan-sastrwan muda NTT yang bisa mengikuti jejak Pion ini. “Kita memiiki potensi, namun sering kita sulit mengungkapkannya. Hal itu perlu belajar, belajar dan belajar menulis, katanya. (iki)