NTTSATU.COM — LABUAN BAJO– Penjabat Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P, M.P melakukan kunjungan kerja perdana ke Kabupaten Manggarai Barat selama 3 hari, dari Sabtu (19/10) sampai dengan Senin (21/10).
Setelah diterima secara adat oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Manggarai Barat, Ondy Christian Siagian dan Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiskus Sales Sodo, Penjabat Gubernur bersama Pjs Bupati Manggarai Barat, Sekda Manggarai Barat, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda langsung menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Golo Mori.
Di Golo Mori Convention Center (GMCC), Penjabat Gubernur disambut oleh pejabat SBU (Strategic Business Unit ) The Golo Mori yang merupakan bagian dari Injourney Tourism Development Coorporation (ITDC) atau Holding Sektor Aviasi dan Pariwisata yakni Wahyuaji M, General Manajer The Golo Mori dan I Dewa Gede Agung Pemayun selaku Project & Operation Services Group Head The Golo Mori. Untuk diketahui, ITDC ditugaskan untuk akselerasi pengembangan KEK Mandalika dan Golo Mori.
Pj. Gubernur NTT sangat kagum dengan keindahan KEK Golo Mori dan berharap kawasan tersebut dapat dikembangkan secara terpadu, integratif dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
“Kawasan ini tentunya diharapkan tidak hanya dikhususkan untuk pariwisata dan ekonomi tetapi juga untuk konservasi, pertanian, research, edukasi, dan lain sebagainya sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Misalnya untuk kebutuhan air, bisa dibuat embung selain yang disedot dari tanah dan desalinasi atau penyulingan air laut jadi air tawar. Karena embung itu dapat dialirkan dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat, juga bisa buat suasana lebih adem dan sejuk. Sekalian bisa untuk konservasi” kata Pj Gubernur dalam dialog dengan Pejabat SBU ITDC.
Lebih lanjut Deputi Bidang Penganekaragam Konsumsi Badan Pangan Nasional itu mengatakan pengembangan Kawasan KEK harus diikuit pembangunan hal mendasar yakni pangan, infrastruktur dasar seperti air, lisrik, telekomunikasi serta penyerapan tenaga kerja lokal. Kehadiran KEK ini diharapkan semakin masif dalam mengangkat citra Labuan Bajo dengan komodo tetap sebagai maskot utamanya.
“Karena ini kawasan ekslusif dan premium, konsep kecukupan bahan pangan untuk kebutuhan kawasan ini harus sungguh diperhatikan. Saya sih berharap mengambil semuanya dari NTT. Petani kita harus dapat pasar dengan kehadiran KEK ini sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraannya. Petani mesti mulai dilatih untuk mengembangkan pertanian bebas pestisida misalnya holtikultura yang organik. Kita harus lebih memadukan semua potensi yang kita memiliki untuk menjadi bagian dari pengembangan KEK ini,” jelas mantan Komisaris Utama PT Berdikari, salah satu perusahaan BUMN Pangan yang tergabug dalam Holding BUMN Pangan IDFOOD.
Sementara itu, Wahyuaji M, General Manajer The Golo Mori dalam penjelasannya mengungkapkan luasan kawasan KEK Golo Mori mencapai 2.900 hektar. Yang baru dibangun baru gedung GMCC.
“Ke depannya kita akan bangun hotel dan berbagai fasilitas lainnya. Kita akan juga mengajak pihak ketiga untuk ikut serta berinvestasi dalam pengembangan kawasan premium ini. Kita juga akan melibatkan masyarakat sekitar untuk terlibat dalam pengembangan KEK ini. Pengembangan KEK Golo Mori ini berbasis ekologi dengan konsep suistanable development atau pembangunan berkelanjutan. Salah satu yang kita pakai sebagai Benchmarking atau studi banding untuk pengembangan kawasan ini adalah Andaz Resort di Peninsula Papagayo Costarica,” ungkap Wahyuaji.
Dalam kesempatan tersebut Pj. Gubernur NTT melakukan peninjauan beberapa bagian ruangan GMCC. Pj Gubernur sangat terkesan dengan konsep pengembangan KEK Golo Mori dan berharap pengembangan KEK dapat dilanjutkan untuk mendukung kawasan pariwisata pariwisata super premium Labuan Bajo dan peningkatakan kesejahteraan masyarakat. (sipers adpim)