Selain meminta Polda NTT mengumumkan hasil autopsi, aksi itu juga sebagai bentuk dukungan FPH kepada Polda NTT untuk mengungkap penyebab kematian Ansel yang hingga kini masih misterius.
“Apapun hasil autopsinya, keluarga siap terima, asalkan diumumkan ke publik, sehingga kasus ini tidak membias kemana-mana. Hasil visum kami minta dirilis ke publik, karena kasus ini sudah jadi atensi publik. Kami tidak mau masyarakat diaduk-aduk ke masalah sara,” tegasnya.
Sementara itu dalam sesi audiens, Wakil Direktur Kriminal Khusus Polda NTT, AKBP Anton CH. Nugroho mengatakan, hingga saat ini Polda NTT telah memeriksa 30 saksi.
Untuk mengetahui hasil autopsi, Senin (10/2/2020) ini, Polda NTT mendatangkan tim dokter dari Pusdokes Bali.
“Kami tengah berupaya semaksimal mungkin mengungkap kasus ini. Kami sudah datangkan Timlabfor Bali hingga proses autopsi. Soal penyebab kematian, akan diumumkan Senin nanti oleh dokter dari Pusdokes,” ujarnya.
Dari hasil visum luar, kata dia, ditemukan luka sedalam 4 cm dibagian tengkorak kepala. Meski demikian, belum dipastikan jika luka itu disebabkan benturan benda keras.
“Untuk memastikan itu nanti tim dokter Pusdokes yang menjelaskan. Tidak benar penyidik Polda NTT hendak sembunyikan aktor pembunuhan. Kami profesional,” tandasnya. (*/bp)