JAKARTA. NTTsatu.com – Sebanyak delapan kandidat calon ketua umum Golkar lolos ke tahap dua verifikasi dalam Munaslub yang akan digelar 15 – 17 Mei di Bali.
Setya Novanto, Ade Komarudin, Azis Syamsuddin, Airlangga Hartarto, Mahyudin dan Priyo Budi Santoso melenggang dengan mulus ke banak selanjutnya. Mereka juga telah menyetor uang Rp 1 M sebagai syarat nyalon ketum.
Dua calon yakni Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo sempat terancam gagal, karena tak setor uang Rp 1 miliar. Namun panitia akhirnya meloloskan keduanya dan mengganti aturan dana Rp 1 M tidak wajib, tapi semampunya.
Uang pendaftaran Rp 1 M ini memang menjadi polemik. Hal ini dinilai upaya jegal kader terbaik namun tak punya cukup banyak uang.
Ketua Dewan Pertimbangan PartaiGolkar Akbar Tandjung juga menolak syarat iuran calon ketua umum Rp 1 miliar untuk mendaftarkan diri dalam munaslub di Bali. Sebab, karena syarat tersebut, dia menilai Golkar bisa ditinggalkan rakyat.
“Jangan-jangan nanti rakyat bisa semakin menjauhi Partai Golkar karena hanya uang terus yang dibicarakan,” ujar Akbar di Restoran Gado-gado Boplo, Jakarta, Sabtu (7/5).
Munaslub sebelumnya, kata dia, para Caketum tak memberikan iuran apapun. Iuran tersebut, menurutnya, bentuk budaya negatif yang tidak pernah ada dalam sejarah Golkar.
“Saya sudah beberapa kali mengatakan tidak setuju uang iuran itu, apalagi Rp 1 miliar. Di tingkat daerah nanti bisa Rp 500 juta, di tingkat kecamatan bisa Rp 150 juta. Nanti bisa-bisa Partai Golkar bicaranya tentang uang, uang, uang terus,” kata Akbar.
Sementara soal jagonya di Munaslub. Akbar tak terlalu terbuka. Dia hanya berharap jika Golkar nanti dipimpin oleh orang Jawa. Alasannya?
“Saya, Pak JK (Jusuf Kalla), Pak Aburizal bukan orang Jawa, siapa tahu bila dipimpin orang Jawa kembali, suara Golkar akan meningkat,” kata Akbar.
Sementara di tempat yang sama, Pengamat Politik Hanta Yuda menilai, calon ketua umum Golkar pasti maju sebagai calon presiden. Mantan ketua umum Golkar yang maju sebagai Capres berasal dari pulau Jawa.
“Kemudian JK dan Akbar kalau berpikir ketum akan identik dengan capres. Tetapi kalau tidak, enggak penting. Yang penting kokoh di internal membesarkan parpol menjadi simbol. Kalau dia menjadi simbol harus menjadi daya tarik sendiri kapabilitas, kalau konteks pemilih sektoral jawa lebih besar,” kata dia.
Caketum Golkar yang berpotensi terpilih, kata dia, Setya Novanto, Ade Komaruddin, Airlangga Hartarto, dan Priyo Budi Santoso. Karena mereka berasal dari pulau Jawa. Namun ketentuan berasal dari pulau Jawa tak identik dengan kemenangan Caketum Golkar.
“Tapi kekuatan logistik dukungan eksternal dan referensi ketum yang sekarang yang selalu menang,” jelasnya.
Seperti diketahui, sudah ada enam calon ketua umum yang mendaftarkan diri ke panitia munaslub. Mereka adalah Airlangga Hartarto, Setya Novanto, Ade Komarudin, Azis Syamsuddin, Mahyudin, Priyo Budi Santoso.
Nomor Urut
Para calon ketua umum Golkar mengambil nomor urut untuk pemilihan dalam musyawarah nasional luar biasa di Kantor DPP Golkar, sore ini. Ade Komarudin (Akom) mendapatkan nomor urut 1, sedangkan Setya Novanto mendapatkan nomor urut 2.
Akom mengaku senang dengan nomor urut 1 yang diambil. Menurutnya, nomor urut 1 menandakan terpilihnya dirinya menjadi ketua umum.
“Ini kan nomor urut untuk memperjuangkan nomor urut satu itu menjadi kenyataan, menjadi Golkar nomor satu,” kata Ade
Sementara itu, Caketum Golkar Setya Novanto mengaku nomor urut 2 adalah keberuntungan untuk terpilih ketua umum Golkar. Dia juga mengapresiasi pihak panitia sudah bekerja keras dalam mewujudkan penyelenggara Munaslub.
“Karena mungkin ini rezeki saya, ini merupakan petunjuk Allah SWT di nomor dua ini memberikan keberuntungan yang lebih baik,” kata Setya.
Dia juga mengaku optimis bisa terpilih ketua umum Golkar dan akan meningkatkan popularitas Golkar.
“Saya telah mempersiapkan sebaik-baiknya mudah-mudahan kita bisa maju terus demi kepentingan kemajuan Partai Golkar, dan tentu kita bekerja sama terus dengan pemerintah, khususnya mendukung pemerintahaan Jokowi dan juga Jusuf Kalla,” kata dia.
Kandidat lainnya, Airlangga Hartarto mendapatkan nomor urut 3, sedangkan Mahyudin nomor urut 4. Selanjutnya, Priyo Budi Santoso mendapatkan nomor urut 5.
Azis Syamsuddin mendapatkan nomor urut 6. Meski diwakilkan oleh tim suksesnya, Indra Bambang Utoyo dan Syahrul Yassin Limpo berurut mendapat nomor 7 dan 8. (merdeka.com)