Pramuka Harus Jadi Pelopor Revolusi Mental

0
385
Foto: Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault ketika melantik Frans Lebu Raya sebagai Ketua Mabinda NTT dan Lusia Adinda Lebu Raya sebagai Kwartir Daerah NTT masa bakti 2015-2020

KUPANG. NTTsatu.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya mengharapkan agar  Pramuka sebagai pelopor Gerakan Revolusi Mental yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.

Harapan itu disampaikannya dalam sambutann pada acara Pelantikan Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) dan Pengurus Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka NTT Masa Bakti 2015-2020 di Hotel Aston, Kamis (8/9). Tema yang dikedepankan dalam acara tersebut adalah “Pramuka Keren, Gembira dan Asyik”.

“Pramuka merupakan wadah yang cocok dalam mengembangkan Revolusi Mental. Melalui berbagai kegiatan  dan kebersamaan yang dipupuk dalam gerakan Pramuka, generasi penerus dilatih untuk mengukir prestasi melalui kerja keras. Bukannya bermental instan, meraih kesuksesan tanpa perjuangan. Para anggota Pramuka juga hendaknya  menjadi penggerak dalam menciptakan kebersihan dan kerapihan dalam masyarakat,” kata Gubernur NTT yang juga menjabat sebagai Ketua Mabida NTT.

 Menurut Lebu Raya, Gerakan Pramuka sangat penting dalam membangkitkan semangat cinta tanah air di kalangan generasi penerus bangsa.  Gairah untuk mempertahankan Negara Kesatuan  Republik Indonesia (NKRI) harus tetap terpatri dalam diri kaum muda dan anak-anak.

“Melalui Geraka Pramuka, kita dapat mengantar generasi muda yang berkarakter Pancasila, berwawasan nasional dan kebangsaan tanpa diskriminasi untuk terus membangun NKRI. Lewat pengamalan nilai Tri Satya dan Dasa Dharmanya,negara ini akan tetap aman dan tenteram,” ujar Gubernur Lebu Raya.

NTT, lanjut Lebu Raya, pantas berbangga karena delegasi NTT- lah yang memelopori agar status hukum Gerakan Pramuka ditingkatkan dari Keputusan Presiden menjadi Undang-Undang. “Saya ingat betul karena sayalah yang memimpin rombongan menghadap  Kwartir Nasional (Kwarnas)  dan DPR RI untuk mendesak agar Gerakan Pramuka   dinyatakan dalam undang-undang. Sehingga lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka,” terang Gubernur  NTT dua Periode tersebut.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault dalam kesempatan yang sama menyatakan betapa strategisnya kehadiran Gerakan Pramuka.

“Dalam Gerakan Pramuka, merah putih terus dipertahankan. Gerakan ini ibarat taman yang merawat nasionalime. Mempersatukan berbagai ragam orang dengan berbagai latar belakang. Pramuka bersama TNI dan POLRI harus menjadi yang terdepan dalam mempertahankan NKRI,” ujar mantan Menteri Pemuda dan Olahraga di era Kabinet Indonesia Bersatu jilid I.

Adhyaksa meminta agar semua yang terlibat dalam gerakan Pramuka memiliki mental pelayan. Lewat gerakan pramuka juga, seseorang diasah untuk menapaki karir secara berjenjang.

“Ada empat hal  pokok yang dibangun dalam periode kepemimpinan saya yakni rebranding pramuka agar  semakin menarik banyak kaum muda, pramuka untuk perubahan, menata organisasi serta membangun jejaring internasional,” jelas Adhyaksa yang dilantik jadi Ketua Kwarnas Tahun 2013 itu.

Ia juga meminta agar anggota pramuka tidak boleh menjelek-jelekan  pemimpin yang telah diberi mandat oleh rakyat.

Dalam acara tersebut, Ketua Kwartir Nasional melantik Drs. Frans Lebu Raya sebagai Ketua Mabinda NTT dan Lusia Adinda Lebu Raya sebagai Kwartir Daerah NTT masa bakti 2015-2020. Ketua Kwartir Nasional juga menganugerahkan Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Walikota Kupang, Bupati Manggarai Timur dan Bupati Manggarai Barat.

Tampak  pada acara pelantikan tersebut,  Ketua DPRD NTT dan Unsur Forkompinda yang dipercayakan sebagai Wakil  Ketua Mabinda serta pimpinan SKPD Lingkup Provinsi NTT yang dilantik sebagai Badan Pengurus Kwartir Daerah NTT. Juga hadir  beberapa Pengurus Kwarnas serta perwakilan anggota Pramuka dari Kota Kupang. (humas setda NTT/bp)

Komentar ANDA?