
NTTsatu.com – TAMBOLAKA – Pada kunjungannya di Pulau Sumba, Presiden RI Ir. Joko Widodo meminta Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Daerah di daratan Pulau Sumba untuk menjaga kebudayaan dan kearifan lokal yang ada di pulau Sumba sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan manca negara dan domestik.
“Saya minta keberagaman kebudayaan ini dijaga sebaik mungkin karena semua kekayaan ini adalah karunia yang diberikan Tuhan kepada masyarakat Sumba, sehingga festival tenun ikat dan parade kuda sandalwood ini tetap dijaga dan dilestarikan, karena hal ini menjadi satu keunikan tersendiri bagi pulau Sumba,” kata Jokowi saat membuka Festival tenun ikat dan parade kuda sandalwood di Lapangan Galu tama Sumba Barat Daya, Rabu 12 Juli 2017.
Menurutnya untuk menjaga hal tersebut Pemerintah daerah harus mengelolah potensi yang ada sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi bagi Pemerintah serta masyarakat di pulau Sumba.

Presiden RI ke tujuh ini juga meminta Pemerintah harus gencar untuk mempromosikan budaya serta pariwisata yang ada di Sumba ini melalui berbagai media, baik media sosial, media elektronik, fotografer-fotografer serta blogger sehingga keunikan Sumba bisa semakin dikenal.
Presiden pun mengaku kedatangannya ke Sumba adalah untuk melihat langsung bagaimana jenis kuda Sumba yang dinamakan Sandalwood, kemudian juga ingin mengetahui seperti apa pembuatan jenis Kain tenun ikat Sumba yang sudah mendunia.
“Sejujurnya, kedatangan saya ke Sumba inilah hanya ingin mengetahui dan melihat secara langsung yang namanya kuda Sandalwood itu seperti apa, kemudian tenun-tenun yang ada di Sumba ini seperti apa. Sebab ini adalah sebuah kekayaan kita yang harus kita rawat dan kita lestarikan sehingga menjadi ikon untuk Sumba sendiri,” tambahnya.
Parade Kuda Sandalwood dan Festival kain tenun ikat Sumba, adalah contoh nyata bagaimana alam memberikan kepada masyarakat Sumba budaya lokal yang bisa dijadikan sebagai sebuah unggulan Pariwisata di Indonesia.
“Parade sandalwood dan festival tenun ikat jangan sampai hanya seperti kembang api saja, yang menyala dan indah kemudian kembali redup. Oleh karena itu kegiatan ini harus terus dilakukan setiap tahunnya,” tambahnya.
Presiden juga meminta kepada pemerintah agar memikirkan apa yang harus dibuat untuk mempertahankan kebudayaan Sumba dan terus memikat wisatawan untuk terus berkunjung di Sumba.(ambu)