Program TEKAD Berkontribusi Positif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Desa

0
233

NTTSATU.COM — KUPANG — Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI menggelar acara Pemantauan Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) melalui “Diskusi Dampak Dana Desa Dan Program Tekad Terhadap Pengembangan Ekonomi Dan Investasi Di Nusa Tenggara Timur”. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Harper Kupang pada Rabu 16 Oktober 2024, dan dihadiri langsung oleh Penjabat Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P, M.P,.

Program TEKAD ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi di desa, serta memberikan pendampingan untuk memastikan kualitas perencanaan ekonomi desa. Program ini telah berjalan selama empat tahun sebagai bagian dari inisiatif pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi serta investasi di desa-desa, termasuk di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Bapak Taufik Madjid S.Sos, M.Si mengungkapkan Program TEKAD bertujuan membangun ekonomi desa berbasis investasi lokal. “Melalui TEKAD, kita mendorong terjadinya sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan para pihak, guna mempercepat pembangunan ekonomi desa berbasis investasi lokal. Program ini memberikan pendampingan teknis dan dukungan untuk mengidentifikasi potensi unggulan desa, serta mengoptimalkan sumber daya yang ada agar lebih produktif dan berdaya saing,” ungkap Taufik.

“Selain itu, Program ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas desa dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung pada peningkatan taraf hidup masyarakat desa,” tambah Taufik.

Taufik juga menjelaskan, Dampak dari implementasi Dana Desa dan Program TEKAD sangat terasa di berbagai daerah. “Banyak desa yang mampu menciptakan produk unggulan yang berorientasi pasar, membangun usaha kecil dan menengah, serta menarik investor untuk bekerja sama dalam mengembangkan potensi-potensi desa. Namun demikian, kita semua juga harus menyadari bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti tata kelola keuangan yang transparan, peningkatan kapasitas SDM, serta penguatan kemitraan antara desa dan sektor swasta,” jelasnya.

Sementara itu, Penjabat Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto, S.P, M.P mengungkapkan, Program TEKAD juga bermanfaat untuk Tata Kelola Ekonomi Desa. “Kehadiran Program TEKAD sangat strategis untuk memberdayakan masyarakat desa khususnya di wilayah Indonesia Timur agar mereka dapat berkontribusi pada transformasi pedesaan dan pertumbuhan inklusif. Selain itu, tentunya program ini juga dapat berkontribusi untuk menciptakan ketahanan pangan di desa dengan juga setiap rumah tangga di dan masyarakat pedesaan ikut serta pengembangan produksi berbasis komoditi desa tersebut, sehingga dapat mengembangkan mata pencaharian yang berkelanjutan dan memperoleh keuntungan dengan memperkuat tata kelola ekonomi desa,” ungkap Pj. Gubernur.

“Terima kasih kepada Kementerian Desa yang berupaya melalui kegiatan ini untuk menciptakan ruang diskuis untuk membangun dan mengembangkan ekonomi desa. Di NTT sendiri masih banyak desa-desa yang tertinggal dan melalui kegiatan ini kita ingin mengupgrade desa tertinggal menjadi desa mandiri sehingga kita perlu intervensi strategi dan caranya,” tambah Andriko.

“Yang kita harapkan adalah adanya peningkatan pemahaman dan pengetahuan para peserta khususnya para aparatur Desa dalam pengelolaan Dana Desa yang berkualitas. Kita mesti memiliki komitmen yang sama agar semakin banyak Desa di NTT bertransformasi menjadi desa yang mandiri dan maju dengan mengoptimalkan berbagai potensi-potensi yang ada di desa baik itu di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, pariwisata dan berbagai potensi lainnya yang ada di desa. Kami juga tetap berharap agar Program TEKAD dapat dilanjutkan terus serta semakin menjangkau Kabupaten lainnya di NTT,” jelasnya.

Terlepas dari hal itu, Andriko mengharapkan, pemanfaatan Dana Desa tidak hanya ditujukan untuk membangun infrastruktur desa tetapi juga diarahkan untuk penanganan stunting, kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, menguatkan ekonomi lokal serta peningkatan ketahanan pangan masyarakat desa. “Komoditas pangan lokal perlu diberdayakan dan dioptimalkan sehingga punya nilai tambah dan nilai ekonomis yang kompetitif. Dalam hal ini, BUMDes memiliki peran strategis untuk dapat meningkatkan nilai tambah produk unggulan desa sehingga dapat tumbuh berkembang dan berkelanjutan,” ucapnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh 500 Peserta dari Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan yang terdiri dari Para Kepala Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Ketua BUM Desa/Bersama dan Pimpinan dan Jajaran Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. (sipers adpim)

Komentar ANDA?