KUPANG. NTTsatu.com – Ratusan pelajar Kota Kupang mulai dari tingkat SD hingga SMA/SMK, Selasa, 27 Oktober 2015 memenuhi aula Utama El Tari Kupang untuk menyaksikan pemutaran film dalam rangkaian kegiatan Fesival Budaya Melanesia yang diselenggarakan di Kupang mulai Selasa, 27 Oktober hingga Jumat, 30 Oktober 2015.
Film yang diputar mulai pukul 10.00 wita itu berjudul “Atambua 390 Celsius (Indonesia)”, Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (Indonesia) dan Sebuah Film dari Negara Fuji, anggota Negara-negara Melanesia.
Film berjudul “Atambua 390 Celsius (Indonesia)” mengisahkan seorang pemuda bernama Joao yang berpisah dengan ibunya sejak berusia tujuh tahun karena dibawah pergi sang ayahnya Ronaldo yang pindah ke Atambua setelah referendum 10 tahun lalu
Semenjak pindah ke Atambua, Joao menghabiskan waktunya dengan segerombolan teman-teman remajanya. Dia lebih menikmati hidup diluar rumah dan di sekolah. Sementara ayahnya Ronaldo adalah seorang supir bus yang selalu minum mabuk dan akhirnya masuk penjara
Joao bertumbuh dewasa dan mengenal seorang gadis bernama Nikia.dos Santos yang kembali dari Kupang ke Ayambua karena kakeknya meninggal dunia. Joao jatuh hati pada Nikia , namun dia sulit mengungkapkan keinginan hatinya untuk mencintai Nikia.
Ketika ayanya masuk penjara, bersamaan dengan itu Nikia pulang ke Kupang, karena Joao telah berusah merayunya dengan keinginan seksual yang tinggi.
Nikia pulang Kupang, dan hidup Joao semakin hancur. Namun dia berjuang keras untuk mencari uang agar bisa mengeluarkan ayahnya dari penjara dan menuju Kupang mencari Nikia.
Para pelajar begitu serius mengikuti jalan cerita yang dikisahkan dari film-film yang diputar melalui layar besar di aula El Tari tersebut. Sesekali mereka berteriak histeris menyaksikan adegan demi adegan dalam film tersebut. Suasana berjalam aman hingga berakhirnya pemutaran film tersebut. (bp)
=====
Foto: Satu sisi Kota Kupang yang ditampilkan dalam film Atambua 390 Celsius