NTTSATU.COM — MAUMERE — Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Idong atau sering disapa Roby Idong menyampaikan rasa banggga pada Pemkab Sikka yang fokus terhadap pembangunan kesehatan dan pendidikan mendpatkan nilai keberhasilan dengan naiknya , grafik pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang indikator kompositnya atau parameter-parameter di sektor kesehatan dan pendidikan terjadi kenaikan yang signifikan.
“Kesempatan ini saya menyampaikan rasa bangga saya kepada Pemkab Sikka khusus terhadap pembangunan kesehatan dan pendidikan,’’ puji Bupati, ketika ditemuhi media oneline nttsatu com beberapa waktu lalu
Dikatakan, pembangunan kesehatan dan pendidikan ini, tidak bisa dilihat hasilnya dalam waktu singkat. Berbeda dengan pembangunan fisik, bisa terlihat dalam jangka waktu setengah tahun atau satu tahun kemudian. ‘’Tetapi pembangunan kesehatan dan pendidikan butuh konsistensi,’’ ujarnya
IPM sendiri memiliki tiga komponen, ada sektor pendidikan (rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah), dan komponen kesehatan (harapan hidup).
‘’Kenapa grafik IPM Sikka bisa meningkat? Karena komitmen rata-rata lama sekolah dan harapan hidup diperhatikan,’’ ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Sikka juga mengapresiasi langkah Sikka mendeklarasikan komitmen menuju Sikka menuju 5 Pilar STBM
Untuk komponen pendidikan Bupati Roby menjelaskan komponen IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun ke atas untuk Harapan Lama Sekolah pada tiga tahun terakhir juga semakin membaik, BPS mencatat HLS di 2020 di angka 13,16tahun, 2021 (13,43 tahun), 2022 (13,44 tahun), kalau dari hasil ini memang pendidikan ada kemajuan tetapi lamban karena hanya 0,01 persen.
Dari hasil ini menunjukan bahwa anak yang terlahir mulai dari tahun 2020 sampaii dengan 2022 harapan lama sekolahnya 13 tahun atau sekolahnya hanya sampai kelas Diploma satu
Dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas.
Sesuai Berita Resmi Statistik BPS juga mengindikasikan semakin membaik dari tahun ke tahun dimana tahun 2020 di angka 6 ,94 tahun, 2021 (6,95 tahun), 2022 (6,96) tahun),. kalau dari hasil ini memang pendidikan ada kemajuan tetapi pergerkannya lamban karena hanya 0,01 persen.
Dari hasil ini menunjukan bahwa anak yang terlahir dari tahun 2020 sampaii dengan tahun 2022 lama sekolahnya 7 tahun atau sekolahnya hanya sampai kelas 1 Sekolah Lajuntan pertama atau SMP.
Untuk komponen Kesehatan Bupati Roby menjelaskan Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) mencatat kemajuan dimana rata panjang umur setiap individu di Sikka bertambah. Tahun 2020 angka AHH 67,24 tahun, 2021 AHH(67,45 tahun)atau naik 0,21 persen dan tahun 2022 AHH (67,86 )atau naik 0,41 perse hal ini menunjukan bahwa setiapa anak yang lahir pada tahun survey akan hidup sekitar 67 Tahun untuk anak yang lahir pada tahun2020 dn 2021 sedangkan untuk anak yang lahir pada tahun 2022 harapan untuk dia hidup sekitar 68 Tahun
Dari sis perekonomian Indikasi sistem keuangan masyarakat Sikka tiga tahun terakhir bertambah membaik, menurut data BPS, tergambar dari pengeluaran riil per kapita masyarakat di tahun 2020 cuma Rp.8,081 juta naik menjadi Rp.8,021 juta di 2022 kembali meningkat menjadi 8,562 juta
“Artinya semakin tinggi pengeluaran riil perkapita selama setahun mengindikasikan pola belanja masyarakat semakin pula konsumtif,” jelasnya
Kenaikan IPM dengan berbagai indikator, kata Bupati Roby membuktikan bahwa program pembangunan berbagai sektor yang dilaksanakan berjalan dengan harapan ,ke depan semakin membaik lagi.
“Tentu semua itu bisa tercapai tidak terlepas dari partisipasi semua pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan Sikka sehat, Sikka cerdas, dan Sikka sejahtera,” pungkas Roby Idong
Kemiskinan
Dalam tiga tahun terakhir presentase penduduk miskin di Niang tanah ini mengalami fuktuasi dimana pada tahun 2020 preentasenya 13,12 persen mengalami peningkatan di tahun 2021 dengan presentase sebesar13,35 atau meningkat 0,23 persen namun pada tahun 2022 kembali turun menjadi 12,61 persen atau mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 1,26 presen.
Tingkat Kedalaman Kemiskinan (P1): rata-rata selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Semakin tinggi P1 menunjukkan semakin miskinnya penduduk miskin akibat semakin jauhnya pengeluaran per kapita mereka dari garis kemiskinan.
Untuk indeks ke dalam garis kemiskinan (P1) Sikka terjadi fluktuasi dimana 2020 sebesar 4,54%, di 2021`(6,39%), 2022 (4,80%),.Dari data BPS ini menunjukan adanya fuktuasi presentase tingkat kedalaman dimana pada tahun 2020 ada kenaikan dari tingkat kedalaman 6,39 persen atau meningkat sebesar1,85 persen hail ini disebabkan adanya covid yang melanda dunia termasuk Nian tanah. Namun pada tahun 2022 tingkat kedalaman kemiskinann kembali turun menjadi 4,80 persen ini menunjukan semakin dekat dengan garis kemiskinan
Tingkat Keparahan Kemiskinan (P2): rata-rata dari kuadrat selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan.
“Semakin tinggi P2 menunjukkan semakin miskinnya penduduk paling miskin akibat bobot yang lebih tinggi yang diterapkan oleh pengkuadratan selisih pengeluaran per kapita,” kata BPS.
Sementara tingkat keparahan garis kemiskinan (P2), kata BPS, juga terjadi pergeseran di 2020 sebesar 1,19%, di 2021 menjadi 2,15%, di 2022 sebesar 1,51% jika Turunnya (P0) penduduk miskin P1 (kedalaman) dan P2(keparahan)kemiskinan antar waktu juga diperlukan untuk melakukan analisis apakah turunnya tingkat kemiskinan disertai dengan semakin sejahtera-nya penduduk yang masih miskin,
Garis kemiskinan di kabupaten Sikka untuk tiga tahun terakhir menurut Roby mengalamai peningkatan yang cukup signifikan hal ini dapat kita lihat dari Berita Resmis Stastistikriril pada awal Desember lalu pada tahun 2020 garis kemiskinan sebesar RP.324775 per kapita mengalami peningkatan di tahun 2021 menjadi RP.354 234 perkapita dan pada tahun 2022 kembali meningkat menjadi Rp.389.455 perkapita
Kalau kita simpulkan bawah pengeluaran setiap kepala keluarga mempunya 5 orang anggota keluarga minimal maka perkeluarga RP.1.947.275 jadi jikapengeluaran dibawah dari batas garis kemiskinan maka keluarga tersebu masuk kategori miskin.
“Meski garis kemiskinan terus mengalami pergeseran semakin tinggi namun kesejahteraan masyarakat Sikka semakin baik jika dilihat dari persentase penduduk miskin,” menurut data hasil dari BPS tingkat Kedalaman Kemiskinan (P1): rata-rata selisih pengeluaran per kapita penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Semakin tinggi P1 menunjukkan semakin miskinnya penduduk miskin akibat semakin jauhnya pengeluaran per kapita mereka dari garis kemiskinan.tegasNya (ino)