NTTsatu.com – LEMBATA – Peninggalan Arkeologi yang berupa relief yang terpahat di dinding Gua Liang Peung Desa Hingalamamengi Kecamatan Omesuri di survey oleh Tim Arkeologi dari Universitas Udayana Denpasar Bali . Tim arkeologi Udayana di pimpin oleh Dr. Puji Laksmi bersama anggotanya Deo Agung Laksono didampingi kepala Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman Mikhael Demon Sili beserta beberapa aparat kecamatan Omesuri melakukan survey di sekitar Gua Liang Peung.
Survey Gua Liang Peung sebutan masyarakat Hinga Lamengi dilakukan selama 2 (dua) hari yakni mulai dari tanggal 26-28 Juli 2018. Survey dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa pemotretan pada relief dinding Gua Liang Peung, pemotretan di sekitar lingkungan Gua Liang Peung, penghitungan jumlah relief ornamen dan pengambilan sampel baik berupa tanah, batu, tumbuhan dan kerang untuk diuji pada laboratorium Arkeologi serta melakukan wawancara terhadap narasumber baik kepala desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan beberapa warga masyarakat guna menggali informasi terkait relief dan keberadaan Gua Liang Peung.
Menurut Dr. Puji Laksmi, jebolan doktoral Universitas Indonesia ini, bahwa dari hasil survey yang dilakukan oleh Tim Arkeologi Udayana, ditemukan beberapa relief yang mendominasi sepertiorrnamen manusia, dalam bentuk ukuran sedang, dan kecil. Selain itu ada relief atau ornamen perahu, ular berkepala manusia, cecak, ada relief yang diduga pagar, beberapa relief yang masih perlu dikaji lagi bentuknya dan penemuan kerang di sekitar Gua Liang Peung.
Menurut Puji sapaan akrabnya, dari hasil temuan ornamen relief yang ada, diduga memiliki kesamaan dengan relief yang ditemukan pada situs-situs di daerah Timor Leste. Hanya saja data temuan yang ada perlu dikaji lebih lanjut, sehingga dapat diketahui beberapa informasi yang dapat dipastikan kebenarannya.
Pertama, peninggalan reliaef pada dinding Gua Liang Peung ini adalah peninggalan arkeologi prasejarah. Kedua, Relief pada dinding Gua Liang Peung diduga memiliki kesamaan relief dengan situs-situs arkeologi Timor Leste. Menjadi sebuah pertanyaan sang Arkeolog Universitas Udayana Denpasar Bali ini adalah apakah manusia masa lalu yang serumpun melakukan pemahatan pada relief dinding Gua Liang Peung ataukah manusia masa lalu berasal dari masyarakat setempat atau bahkan di luar dari keduanya tersebut.
Ketiga, ditemukan adanya relief ini apakah dapat memberikan gambaran sebagai salah satu situs tempat bermukim manusia masa lalu atau hanya sebagai tempat arena berkumpul atau pertemuan.
Lebih lanjut Dr. Puji yang bernama lengkap Ni. Ketut Puji Astuti Laksmi ini mengatakan bahwa adanya temuan berupa kerang, dan beberapa temuan lainnya seperti batu, tanah, beberapa tumbuhan di sekitar Gua Liang Peung dapat menjadi alat penunjuk untuk dilakukan kajian arkeologi yang lebih mendalam.
Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur sangat mengapresiasi kedatangan Tim Arkeologi Udayana, dan berharap adanya Tim Arkeologi dapat membuka tabir sejarah peradaban masyarakat Lembata. Selain itu Bupati memfasilitasi keberadaan tim Arkeologi dengan menugaskan instansi terkait Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lembata dan aparat Kecamatan Omesuri untuk membantu sebisa mungkin dalam melakukan proses pengkajian terhadap peninggalan arkeologi di Desa Hinga Lamengi Kecamatan Omesuri tersebut.
Masyarakat pun begitu antusias, di pimpin Kepala Desa Hinga Lamengi beserta tokoh adat dan masyarakat Desa Hinga Lamengi sangat mengapresiasi kedatangan Tim Arkeologi Udayana.
Hal ini nampak dengan beramai-ramai menghantar Tim arkeologi Udayana ke lokasi ditemukan peninggalan arkeologi di Gua Liang Peung. Ada yang menggunakan kendaraan bermotor roda dua, tak sedikit juga yang berjalan kaki menuju tempat peninggalan manusia masa lalu pada dinding Gua Liang Peung .
Lokasi Gua Liang Peung, berada sekitar 700 meter arah selatan Desa Hinga Lamengi Kecamatan Omesuri Kabupaten Lembata. Untuk mencapai lokasi Gua Liang Peung dapat dilakukan dengan kendaraan roda empat, roda dua bahkan berjalan kaki.
Kondisi jalannya masih berupa jalan tanah, dan diharapkan ke depan pihak Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki prasarana dan sarana yang kelak dapat menjadi potensi destinasi Pariwisata di Pulau Lembata ini. (Freddy Tokan /Kominfo Lembata)