Rendah Kesadaran Masyarakat Untuk Test HIV

0
402
Foto: Dokter Husein Pancratius, Sekretaris KPAP NTT

NTTsatu.com – KUPANG – Sekretaris Komite Penanggulangan Aids Provinsi (KPAP) Nusa Tenggara Timur, Dokter Husein Pancratius mengakui, saat ini jumlah penderita   HIV/Aids di seluruh NTT terus bertambah. Saat ini jumlahnya sudah mencapai 3.600 orang lebih.

“Saya pastikan kalau jumlahnya lebih dari jumlah yang sudah diketahui secara pasti itu karena belum ada kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk melakukan pemeriksaan darah agar bisa mengetahui positif atau negatif terhadap penyakit mematikan itu,” kata Husein kepada wartawan di gedung DPRD NTT, Selasa, 10 April 2018.

Husein menjelaskan, dari jumlah yang ada itu mayoritas adalah ibu rumah tangga, karena kaum ibu itu yang selalu rajin memeriksakan kesehatan mereka sehingga diketahui secara pasti sementara kaum laki-laki sangat sulit melakukan pemerinksaan tersebut.

“Kaum ibu yang lebih banyak melakukan test darah, sementara kaum pria sangat sulit, padahal mayoritas penderita adalah kaum lelaki yang selalu berperilaku seks yang beresiko,” katanya.

Menurut Husein, perilaku seks bebas itu lebih banyak dilakukan oleh kaum pria yang pada akhirnya menderita penyakit itu. Korban yang utama adalah istri-istri yang tidak tahu apa-apa tentang perilakun seks suaminya dan mereka justru yang menjadi korban.

Ditanya, dari jumlah yang ada itu, penderita terbesar itu berada di kabupaten atau Kota yang mana , Husein mengatakan, penderita terbesar ada di Kota Kupang menyusul Sikka dan kabupaten lainnya.

“Ini tidak berarti kabupaten lain itu sedikit penderitanya. Semua ini belum diketahui pasti karena berbagai faktor seperti belum terdeteksi dengan baik melalui pemeriksaan. Karena itu kita berulang kali melakukan sosialisasi dan meminta masyarakat untuk secara rutin memeriksakan diri ke Rumah Sakit,” katanya.

Menurut Husein, ada dua kabupaten yang potensial sekali dalam penyebaran penyakit itu adalah Kabupaten Manggarai Barat dan Belu. Dua kabupaten ini memang rentan, dan pihaknya selalu  melakukan pemantauan secara baik dan teratur di dua daera tersebut.

Husein juga mengaku, KPAP dan KPAD di seluruh NTT saat ini sudah menggandeng para pastor, suster dan pendeta untuk melakukan sosialisasi penyakit mematikan ini. Di Flores mereka bekerjasama dengan para pastor dari Serikat Sabda Alla (SVD) dan para Suster SSpS. Dan di beberapa kabupaten lannya ada para pendeta yang sudah bekerja sama dengan Komite ini.

“Kita berharap dengan hadirnya pada pastor, suster dan pendeta ini, masyarakat bisa teratur dalam menata p;erilaku seksnya,” katanya. (bp)

Komentar ANDA?