Respon Kasus Kekerasan di SMK Bina Karya Larantuka, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Bentuk Tim Khusus

0
910
NTTSATU.COM — KUPANG —  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT membentuk tim khusus  untuk melakukan investigasi dugaan kasus kekerasan yang dilakukan oknum guru kepada siswa SMK Bina Karya Larantuka. 

 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi menyampaikan itu pada  Sabtu, (5/8/2023) malam merespon kasus kekerasan di SMK Bina Karya Larantuka yang diduga dilakukan Bruder Nelson.

“Kami turunkan tim investigasi ke sekolah tersebut, dan mengambil langkah tegas terhadap persoalan tersebut, ” kata Kadis Linus Lusi.

Lanjut Linus, pihak yayasan juga tidak boleh berdiam diri terhadap kasus ini tetapi harus melakukan investigasi secara total untuk mengambil keputusan demi menciptakan rasa nyaman bagi para siswa serta orang tua.

Menurut Linus, sanksi berat terhadap pelaku akan dilakukan.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT juga akan melihat kembali izin operasional yang dikeluarkan untuk SMK Bina Karya Larantuka.

Terburuk, tegas Linus, izin operasional SMK Negeri Bina Karya Larantuka dicabut.

“Izin operasional kami tinjau kembali, dan terburuknya kami akan cabut izinnya, ” tegas Linus.

SMK Bina Karya Larantuka sebagai sekolah tua di Flores Timur, jelas Linus, mestinya memiliki tradisi mendidik secara profesional dan bercirikan sekolah berbasis keagamaan nasionalis yang memanusiakan manusia .

Ia menuturkan, tindakan yang dilakukan oknum guru tersebut tidak dibenarkan dalam dalil apapun.

“Tindakan malpraktik pembelajaran yang dilakukan oknum guru tersebut dengan label apapun serta dalil apapun tidak dibenarkan dalam dunia pendidikan,” tegasnya.

Ia menambahkan, sebagai sekolah berbasis keagamaan, SMK Bina Karya Larantuka harusnya menciptakan rasa nyaman buat para siswa serta orang tua.Sekedar tahu, oknum guru Bruder Nelson diketahui tega menyiksa anak didiknya hingga terluka parah.
Korbannya adalah, YAP alias Fendi, siswa kelas II SMK Bina Karya Larantuka. Pelajar asal Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulumado ini dipaksa mencelupkan tangannya ke air panas mendidih.

Aksi keji ini dilakukan Bruder Nelson hanya gegara mencurigai Fendi bersama beberapa temannya mencungkil lemari rekan seasrama meski pengakuan korban hal itu tidak mereka lakukan. (*/nttsatu)

Komentar ANDA?