BORONG. NTTsatu.com – Krisis air minum di Kota Borong Ibu Kota Kabupaten Manggarai Timur (Matim) kian terasa . Padahal ditengah besarnya kebutuhan warga akan air minum membawa berkah bagi belasan sopir mobil open cup menjadikan air kali Wae Laku dan Wae Bobo dijual-belikan bagi masyrakat Borong.
Hal itu disampaikan Bas Tomy Warga Kelurahan Rana Loba Kota Borong Salah seorang Sopir pick up kepada NTTsatu.com , Senin (18/12)
Dikatakanya , jual-beli air kali dilakukanya bersama sopir mobil pick up lainya sejak Matim mekar menjadi Kabupaten otonom menyebabkan permintaan air di ibu kota kian meningkat.
“Sejak Matim mekar saya sudah mulai menjual air kali. Dan masih saya lakukan hingga saat ini,” katanya.
Setiap hari ada 30 pelanggan memesan air di Bas Tomy dengan harga satu muatan tangki mobil pick up 200 hingga 300 Liter per tangki.
Harga Satu tangki biasanya dikondisikan dengan jarak tempuh mobil menuju rumah pelanggan dari sumber air kali.
“Biasanya untuk pelanggan yang berada di sekitar kali wae Laku harganya Rp 30 ribu per tangki tetapi untuk ibu kota Borong dijual Rp 50.00 per tangki,” ujarnya.
Hal itu dibenarkan Wempi Kedaru Warga Kampung Warat Kelurahan Satar Peot Kota Borong kepada NTTsatu.com menyampaikan dirinya memesan satu tangki per hari dengan harga Rp 50.000 per tangki. Air itu dimanfaatkan bukan hanya untuk air minum tetapi juga untuk keperluan cuci dan mandi.
Pantauan NTTSatu.com baru-baru ini setiap hari hingga sore hari mobil pick cup selalu memenuhi kali Wae Bobo di Jantung Kota Borong dan Kali Wae Laku di bagian Timur kota Borong. (mus)