NTTsatu.com – BORONG – Rabu, 10 Januari 2018 petang kemarin, pasangan yang terakhir mendaftar di KPU Manggarai Timur (Matim) adalah pasangan bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati Frans Saring dan Kasmir Don. Mereka dihantar ribuan pendukungnya.
Untuk diketahui, Frans Saring mantan jurnalis Harian Kompas ini semula mensosialisasikan diri bersama calon wakilnya John Nahas, namun karena harus berkalisi dengan partai lain maka kedua kader Partai Golkar ini harus pisah di tengah jalan. John Nahas ikhlas mundur dan diganti kader Partai Gerindra Kasmir Don.
Bongkar Pasang ditengah jalan selain demi memenuhi persyaratan pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Matim) paket Frans Sarong – John Nahas (SarNas ) berubah menjadi SarDon (Frans Sarong – Kasmir Don) yang didukung Partai Golkar dan Partai Gerindra. Semua inin dilakukan dengan tujuan utama demi Matim.
“Kami gabung dengan Gerindra karena sudah sangat cocok, semua ini dilakukan demi kepentingan Masyarakat Manggarai Timur, ” kata John Nahas ketua Golkar Matim sekaligus ketua Pemenangan paket SarDon dalam konferensi pers di ruang media centre KPUD Matim seusai daftar di KPUD Matim Rabu, 10 Januari 2018 petang.
Sebagai Ketua Tim pemenangan John Nahas yakin paket SarDon sangat mampu membawa perubahan. “Golkar Matim sudah dua periode menang dalam Pilkada dan paket SarDon bisa melanjutkan pembangunan di Matim.” jelasnya.
Fridus Jiman Ketua DPC Partai Gerindra Matim mengatakan, Partai politik menjadi media untuk melaksanakan palayanan bagi masyrakat Matim. “Ini momen yang pas, tidak bisa dipungkiri, kami bergabung karena mendekati keinginan kami melalui Gerindra.” Jelasnya.
Sementara Balon Bupati Frans Sarong kepada sejumlah media terkait sentuhan pembangunan di Matim mengatakan infrastruktur merupakam nadi utama untuk pembangunan lainya.
“Untuk Sementara hambatan yang serius di Matim adalah Infrastruktut dan kita perlu memberikan perhatian serius,” katanya.
Dia mengatakan 85 km jalan kabupaten masih sulit, terjadi keterisolasian di kabupaten ini, karena itu mesti ada pembenahan jalan dan akan diupayakan jalan alternatif.
Dia mengatakan Infrastruktur lain yang masih kurang bagi masyarakat Matim yakni terkait listrik sebagai penerangan. Saat ini di Matim masih sekitar 80 porsen wilayah belum menggunakan listrik negara atau PLN.
Ditambahkanya persoalan lain yang perlu mendapat perhatian serius terkait air bersih. “Baru sekitar 30 persen masyarakat Matim yang menikmati air minum bersih yang higienis. Jadi jangan heran kalau masyarakat kita banyak yang sakit,” pungkasnya. (mus)