Risma Mulai Risih Didorong Buat Lawan Ahok di Pilgub DKI

0
348
Foto: Wali Kota Suraaya, Tri Rismaharani (Risma)

NTTsatu.com – PDIP masih belum memutuskan siapa yang bakal diusung dalam Pilgub DKI 2017 mendatang. Banyak pihak mendorong Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani (Risma) untuk maju.

Sejumlah nama sudah ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, PDIP masih menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkan. Sementara, bakal calon incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah deklarasi maju Pilgub DKI lewat partai setelah didukung NasDem, Hanura dan Golkar.

Tak hanya PDIP, desakan dari partai anti-Ahok juga berharap Risma maju di Pilgub DKI. Padahal, Risma menyatakan tak ingin meninggalkan Surabaya. Bahkan, Risma mengaku sudah menyatakan penolakan langsung ke Megawati.

Deklarasi-deklarasi dukung Risma pun terus bermunculan. Risma mengaku mengetahui pihak-pihak yang mendorongnya meninggalkan Surabaya untuk bertarung di Pilgub DKI. Namun Risma enggan menyebutkan nama-nama.

“Saya tahu semuanya siapa orang yang mengatasnamakan warga Surabaya yang di balik mengenai dorongan agar saya ingin di Jakarta. Tapi, maaf saya tidak bisa katakan, takut menimbulkan fitnah,” terang Risma.

Risma juga mengaku, kalau dirinya sekarang ini masih menjabat dan memegang amanah warga Kota Surabaya. “Saya sampaikan berulang kali, kalau saya ini memegang amanah. Tidak bisa dilepaskan begitu saja. Kalau hanya segelintir jumlah 10 orang agar ingin saya ke Jakarta, lalu masyarakat lainnya bagaimana? kan masih menginginkan saya tetap di sini (menjadi Wali Kota Surabaya),” tandas dia.

“ini soal prinsip saja, percaya atau tidak jabatan itu adalah amanah. Jadi saya tetap tidak ingin meninggalkan masyarakat Surabaya,” tandas dia.

Namun, lama-lama Risma pun mulai terusik. Dia menilai ajakan untuk maju dan menjadi pemimpin di ibu kota mengganggunya.

“Jika permasalahannya kalau ada desakan untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta itu dianggap mengganggunya. Tetap itu mengganggu saya. Karena jabatan ini amanah,” terang Risma.

Risma mengaku tahu sosok di balik itu pertemuan dua elemen pemuda di ibu kota dan Surabaya, hingga membuatnya geram. Alumnus ITS tersebut hanya meminta kedua kelompok tersebut untuk tidak mengganggunya.

“Jadi saya itu kerja, jadi jangan diganggu,” tegas Risma. (merdeka.com)

Komentar ANDA?