Ritus Adat Warnai Pengukuhan LPA Meken Detun

0
932
Foto: Anggota Lembaga Pemangku Adat Desa Meken Detun Kecamatan Kangae sedang mengikuti prosesi pengukuhan secara adat, Rabu (25/10)

NTTsatu.com – MAUMERE– Lembaga Pemangku Adat (LPA) Desa Meken Detun Kecamatan Kangae akhirnya resmi dikukuhkan, Rabu (25/10). Pengukuhan berlangsung di Dusun Kangae, dihadiri ratusan orang dari kampung itu dan sekitarnya diwarnai dengan rangkaian acara yang dilaksanakan sejak pagi hari.

Nuansa budaya sudah sangat terasa ketika memasuki halaman tempat berlangsungnya pengukuhan LPA. Warga masyarakat yang hadir mengenakan pakaian adat. Setiap tamu undangan yang mengikuti kegiatan ini wajib memakai pengikat kepala yang terbuat dari daun kelapa.

Josef Blasius Bapa, tokoh dari Meken Detun yang sudah hidup puluhan tahun di Jakarta, hadir pada kesempatan itu. Ayah dari Melchias Markus Mekeng, anggtota Fraksi Partai Golkar DPR RI itu, tampil sebagai orang penting dengan memangku jabatan Moan Puan Lian Mosan atau dalam istilah setempat disebut pembina adat.

Anggota LPA Meken Detun sebanyak 17 orang, disebut Dua Moan Watu Pitu. Pengukuhan anggota LPA ini berlangsung khidmat dalam prosesi yang tidak seperti biasanya. Josef Blasius Bapa menyebut proses itu sebagai menggali kembali budaya dan adat istiadat yang sudah lama ditinggalkan.

Sebanyak 17 angota LPA berdiri berbaris menghadap Ketua LPA Meken Detun Pederikus, yang juga tanapuan di desa itu. Pengukuhan secara adat ini disebut dengan Wake Poto Gera Reta. Para anggota yang dilantik memegang semacam obor kecil yang bernyala. Batang obor terbuat dari sebilah bambu yang ujungnya dililiti sumbu yang sudah diberi minyak.

Sambil mengangkat obor, mereka berjanji untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan masyarakat. Usai mengucapkan janji, tanapuan menyematkan selendang adat. Sesudahnya, Moan Puan Lian Mosan sambil memegang tongkat kebesaran, menyampaikan penegasan pelantikan.

Pengukuhan adat ini ditutup dengan ritus Wake Tada Hera yang berlangsung di bawah pohon beringin, kurang lebih 10 meter dari lokasi pengukuhan. Pada ritus ini, seorang anggota LPA memenggal kepala ayam hingga putus. Kepala ayam itu lalu ditancapkan pada sebuah batang bambu. Batang bambu itu kemudian ditanam di lokasi tersebut.

Josef Blasius Bapa mengaku bahagia dan bangga sekali mengikuti seluruh prosesi adat yang berlangsung hari itu. Dia berharap agar budaya dan istiadat seperti ini terus dipertahankan dan dilestarikan. Saksi berbagai peristiwa bersejarah di zaman kemerdekaan ini, menaruh harapan besar kepada LPA Meken Detun yang baru dilantik agar bisa melaksanakan tugas dan peran dengan penuh tanggung jawab.

Wakil Bupati Sikka Paolus Nong susar yang hadir pada kesempatan itu, memberikan apresiasi kepada LPA Meken Detun yang sudah terbentuk melalui proses pengukuhan adat. Sebagai pemerintah, dia berharap LPA Meken Detun bisa mengambil peran dan tugas-tugas sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Hadir pada kegiatan ini antara lain Camat Kangae Yohanis Yanto Kaliwon, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kensius Didimus, serta mantan Bupati Sikka Alexander Longginus.
Yohanis Yanto Kaliwon menyebutkan untuk Kecamatan Kangae sudah dibentuk LPA di beberapa desa. Dia mengakui ada LPA yang aktif berperan namun sebaliknya masih juga ada yang kurang beraktiftias. Harapan dia agar 9 desa di kecamatan itu semuanya memiliki LPA dan aktif menjalankan tugas dan fungsi. (vic)

Komentar ANDA?