Salah Babi Apa?

0
1121

NTTsatu.com – Babi itu ciptaan Tuhan. Artinya sebagai ciptaan Tuhan, maka babi di mata Tuhan bukan hewan yang haram. Kalau bagi segelintir orang melihat babi itu haram, tentu itu dari perspektif ajaran mereka namun tidak kemudian pemberlakukan babi haram untuk semua.

Kalau babi itu haram ya salahkan Tuhan, kenapa Tuhan menciptakannya. Bahwa kemudian dalam ajaran agama lain melihat babi sebagai hewan yang haram tentu dihargai. Tapi penghargaan itu tidak kemudian menjadikan fatwa babi haram untuk umat yang lain.

Bertitik tolak pada ajaran agama, bahwa bagi agama lain babi adalah haram maka itu berlaku untuk jemaat atau pengikutnya. Tidak bisa kemudian haram itu diberlakukan bagi yang tidak memiliki ajaran demikian.

Menyakitkan itu yang dirasakan. Ketika orang mempertahakan hidup mereka dengan usaha membuka warung makan, apapun lauknya termasuk itu adalah daging babi justru ditolak bahkan ditutup dengan alasan haram. Kalaupun di sekitar tempat itu adalah mayoritas yang mengatakan daging babi adalah haram, apakah kemudian kemauan mayoritas itu harus diikuti.

Kalau memang daging babi haram ya sudah jelas tidak usah dimakan. Dan biarkan orang lain yang menyantapnya. Kalau alasan daging babi haram dan warung ditutup, itu memalukan. Betapa rendahnya keimanan. Masa hanya karena daging babi iman dan ajaran agama ternodai.

Bagi saya seharusnya haram adalah tindakan yang dengan seenaknya melakukan penutupan, bukan olahan daging babi di rumah-rumah makan. Haram bagi kalian, lantas haram jugakah pada orang lain yang menjadikan daging babi sebagai daging kesukaan mereka? Bagi saya seharusnya haram adalah tindakan semena-mena yang mengatasnamakan agama tertentu dan bukan olahan daging babi yang tidak pernah menodai iman dan ajaran agamamu.

Jangan merasa menjadi “tuhan” dan sok suci. Karena ukuran kesucian tidak dilihat dari seberapa besar membela ajaran agamamu namun menindas dan mengkebiri kepentingan orang lain, tapi seberapa besar menghargai orang lain.

Jika babi saja tidak engkau hargai, bagaimana mungkin menghargai orang lain. Jika babi saja engkau hukum, lantas salah babi apa? Coba tanya pada Tuhan mengapa Ia menciptakan babi kalau babi itu haram?

Banjarbaru: 03 Agustus 2019
Pater Tuan Kopong MSF

Komentar ANDA?