Sambaran Petir di Bolok, Listrik Kota Kiang Padam

0
448

KUPANG. NTTsatu.com – Kota Kupang dan sekitarnya mengalami padam listrik pada Selasa (8/3) sekitar jam 12:32 WITA akibat sambaran petir di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Petir memutuskan kabel saluran udara tegangan menengah (SUTM) 20 kilo volt (kV) pada tiga titik di Penyulang Bolok 1 dan 2, jalur penghubung PLTD Tenau menuju Gardu Induk Bolok, persisnya di RT 07/RW 04 Desa Bolok.

Fasilitas PLN, bukan satu-satunya yang menjadi korban sambaran petir.  Dampak petir juga dirasakan di rumah warga dan fasilitas umum lainnya. Beberapa fasilitas milik Gereja Masehi Musafir (GMMI) Jemaat Eklesia, Bolok, mengalami kerusakan, meski sedang tidak terhubung ke listrik PLN.

Rumah bapak Uly, mengalami lubang pada atap rumah dari seng. Lubangnya pada beberapa titik berdiameter sekitar 7 cm. Kabel sambungan antar rumah sekitar 6 mm putus dan terkelupas. Demikian juga boks panel sebuah tower BTS (Base Transceiver Station) operator selular tampak hancur.  Semuanya berjarak tak jauh dari lokasi sambaran petir di SUTM.

Manajer PLN Rayon Kupang, Margaretha Yupukoni, di lokasi kejadian meminta maaf kepada warga Kota Kupang, karena listrik padam benar-benar suatu musibah. Dijelaskan, petugas PLN harus menyambungkan kembali kabel putus pada tiga titik dan untuk  memulihkan kembali harus melonggarkan terlebih dahulu SUTM sekitar 1000 meter atau 20 gawang/tiang baru bisa dikencangkan kembali.

Meski demikian, lanjut Yupukoni, PLN Rayon Kupang sudah langsung melakukan pemulihan dan segera menyalakan kembali listrik di Kota Kupang secara bertahap, mulai jam 13.00 Wita. Khusus di jalur lokasi kejadian dan sekitarnya akan paling akhir dinyalakan, karena  petugas masih melakukan pekerjaan menyambungkan kabel yang putus. Pekerjaan baru selesai jam 18.20 Wita dan penyulang Bolok 1 dan 2 pulih jam 19.15 Wita.

Kejadian sambaran petir ini saat hujan turun cukup lebat di daerah sekitar Desa Bolok. Tidak ada korban jiwa manusia, tetapi membuat warga sekitar ketakutan. Ibu Engge dan Bapak Abraham mengaku sangat ketakutan karena sambaran petir berlangsung sangat cepat. Keduanya bersyukur bisa selamat.

“Puji Tuhan kami selamat, karena saat kejadian saya sedang mengambil air hujan yang sudah ditampung. Dahsyatnya petir sangat terasa, padahal rumah kami cukup jauh dari lokasi utama kejadian. Saya merasa seperti ikut terkena setrum, badan sebelah area at rasa kram seperti kesemutan dan tidak bisa digerakkan,” ungkap Ibu Engge, warga RT 07/ RW 04 Desa Bolok.

Abraham pun mengungkapkan hal senada. Menurut Abraham, daerah sekitar rumahnya sulit air, sehingga saat turun hujan warga selain mandi juga menampung air hujan. Dia mengaku nyaris menjadi korban, karena saat kejadian sambaran petir dia sedang mandi. (humas pt pln willayah ntt)

=====

Foto: Jaringan di Bolok yang terkena sambaran petir

Komentar ANDA?