NTTsatu.com — Penculik yang menyekap Hasni, perempuan yang diculik ketika usia 13 tahun di tahun 2003, ini sudah ditangkap pihak Kepolisian Tolitoli. Selama penyekapan 15 tahun, penculi memberinya tempat tidur di celah batu dalam gua dan hanya diijinkan keluar malam hari.
Kapolres Tolitoli, AKBP M Iqbal melalui sambungan telepon, Minggu (5/8/2018) mengatakan bahwa si penculik ini bernama Jago (83). Sang penculik ini berprofesi sebagai dukun atau paranormal yang terkenal di daerah Desa Bujagan, Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah.
Kapolsek Dakopamean Ipda Dickri Sukarjo yang turut dalam penemuan Hasni juga membenarkan kabar penangkapan sang penculik ini.
Penculik yang kini sedang mendekam di sel Polsek Dakopamean ini akan dilaksanakan pemeriksaan lebih lanjut atas aksi penculikan tersebut.
Si pelaku ini rupanya selama 15 tahun ini menyembunyikan Hasni dibalik batu besar yang menyerupai gua di lokasi yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah pelaku.
Dalam gua tersebut terdapat ruangan kecil berukuran 1×1,5 meter yang berisikan tempat tidur berupa dipan yang terbuat dari anyaman bambu.
Aksi pelaku pun terungkap setelah berkembangnya informasi di kalangan warga Desa Bajugan bahwa pelaku sering terlihat membawa seorang anak gadis ke rumahnya jika malam hari tiba.
Akan tetapi, masyarakat tidak pernah melihat anak gadis itu di rumah pelaku pada siang hari.
“Jadi mungkin kalau malam pelaku membawa korban ke rumahnya. Sekitar subuh dini hari baru disembunyikan lagi ke dalam batu. Karena memang lokasinya tak jauh dari rumah pelaku,” urai Dickri seperti yang dikutip dari Tibun Medan.
Orang tua korban pun mengakui kepada polisi bahwa mereka menyangka anak gadisnya hilang dan meninggal dunia.
Dalam kurun waktu 2003 hingga 2018 pun, pihak keluarga Hasmi ini sudah melakukan pencarian ke seluruh wilayah, namun tak membuahkan hasil.
“Dua tahun lamanya orang tua mencari korban ini. Akhirnya putus asa dan menghentikan pencarian karena dianggap sudah hilang atau meninggal dunia,” ujarnya.
Ditemukannya Hasni berawal dari laporan Makmun (63), ayah korban, warga Dusun Panyapu, Desa Galumpang, Kecamatan Dakopamean, Tolitoli.
Saat ditemukan, Hasni terlihat linglung bahkan tak mengenali kedua orang tuanya sendiri.
Ia pun hanya mengenakan kain sarung yang sudah robek, dan berjalan tertatih-tatih saat dipandu beberapa warga.
Warga yang mengenal Hasni berteriak memanggil namanya, dan beberapa diantara warga langsung memeluk Hasni dan memberikan kain sarung yang lebih bagus.
Korban tak bisa diajak bicara sehingga belum banyak informasi yang bisa dihimpun penyidik berkaitan modus penculikan itu.
Ia mengalami trauma yang cukup hebat akibat kejadian yang dialaminya selama 15 tahun belakangan.
Menurut Nadir, tokoh pemuda Desa Galumpang, saat dijemput, korban awalnya enggan untuk diajak pulang oleh polisi dan warga.
Korban Bahkan selalu meminta bertemu pelaku. Korban pun hanya mampu berkata dirinya takut sama Tete Jago, si pelaku penculikan.
“Korban mau ikut warga setelah dibilang bahwa akan dibawa ke rumah tete Jago,” sebut Nadir.
Tete Jago, si paranormal atau dukun ini melayani pengobatan tradisional hingga pengobatan spiritual.
Bahkan ia menjadi tempat konsultasi warga yang mengalami masalah rumah tangga atau percintaan.
Diduga korban telah terpengaruh praktik dukun Tete Jago hingga tak berdaya dan menuruti seluruh perintahnya.
Seorang petani yang berkebun tak jauh dari lokasi penyekapan Hasmi, menyebut Tete Jago memperdayai korban dengan janji akan dinikahkan dengan jin sahabat pelaku.
Termasuk memperdayai korban, tentang adanya jin yang selalu mengawasi korban di gua tempatnya bersembunyi.
Pihak kepolisian, kata Dickri pun masih mendalami motif dibalik penculikan itu, seperti memastikan apakah korban telah mengalami kekerasan seksual selama dalam masa penculikan itu.
“Kita akan koordinasikan dengan unit perlindungan perempuan dan anak di Polres Tolitoli,” tuturnya.
Pihaknya juga memastikan bahwa korban memang benar anak dari kedua orang tua yang kehilangan anaknya tahun 2003 silam.
“Orang tua korban masih mengenali ciri ciri fisik anaknya dan memastikan itu memang anak mereka,” kata Dickry.
Saat ditemukan korban diduga kuat telah mengalami kekerasan seksual hingga hamil selama dalam masa penculikan.
Pasalnya, informasi yang beredar di masyarakat, terdapat beberapa pusara yang diduga jenazah janin hasil pemerkosaan pelaku.
“Ada gundukan tanah mirip kuburan di sekitar lokasi penemuan korban. Tapi kita belum tau apakah itu kuburan atau bukan. Kami hanya menduga itu kuburan janin hasil pelecehan,” pungkas Nadir. (Tribunnews Bogor/bp)
Foto: Inilah tempat tinggal Hasni selama disekap 15 tahun dalam gua. Ada sebuah ruangan kecil berukuran 1×1,5 meter yang berisikan tempat tidur berupa dipan yang terbuat dari anyaman bambu.