NTTsatu.com – Bakal Calon Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto (Setnov) mengaku tidak mengetahui adanya isu setiap calon ketua umum harus menyetor Rp 20 miliar sebagai syarat mencalonkan diri dalam Munas Golkar mendatang.
Dia menilai selama ini setiap adanya Munas calon ketua umum tidak pernah dimintai uang. Semua kader akan gotong royong guna membiayai hajatan terbesar partai tersebut.
“Waduh kalau soal iuran saya belum pernah tahu ya. Tapi yang selama ini di Partai Golkar yang saya ketahui kita selalu gotong-royong untuk partisipasi bagi anggota-anggota yang memiliki kemampuan lebih,” kata Novanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta , Jumat (15/4).
Ketua Fraksi Partai Golkar tersebut meyakini jika iuran Rp 20 miliar tersebut tidak ada. Sebab itu, dia seluruhnya dalam perhelatan hajat tersebut telah mempercayakan ke pihak panitia.
“Semua ini kita percayakan kepada pihak Panitia Munas. Saya yakin panitia Munas masih berikan hal yang terbaik, tidak seperti yang diisukan,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Organizing Committee Zainudin Amali mengatakan, pada dasarnya wacana tersebut bertujuan agar tidak terjadi jual beli suara. Antara calon ketua umum Partai Golkar dengan DPD sebagai pemilik suara.
“Mau dilarang apapun komunikasi pasti terjalin antara caketum ke peserta. Membujuk orang dan sebagainya tapi ada imbalan sesuatu. Ini yang mau dieliminir. Bagaimana caranya teman-teman peserta bisa dapat bantuan transport dan lain-lain. Tapi tidak boleh milih berdasarkan bantuan kandidat,” ujar dia saat dihubungi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).
Zainudin menekankan, setoran dari setiap calon ketua umum Golkar tersebut khusus diperuntukan DPD-DPD sebagai pemilik suara. Bukan untuk penyelenggaraan Munaslub Partai Golkar ataupun syarat mendaftar sebagai kandidat calon.
Namun demikian, mengenai angka dia menegaskan belum diputuskan. Angka Rp 20 M, menurutnya, hanya baru sebatas wacana, belum menjadi keputusan final. (merdeka.com)
=====
Foto: Setya Novanto