Setya Novanto Mohon Maaf Atas Kericuhan Yang Terjadi

0
324

NTTsatu.com – Politikus Golkar Setya Novanto (Setnov) resmi mengundurkan diri sebagai Ketua DPR. Namun dia mengklaim akan tetap berjuang demi kepentingan rakyat.

“Tentu nanti saya sebagai anggota akan terus berjuang untuk kepentingan rakyat Indonesia. Yang jelas kita bekerjasama dengan seluruh lembaga-lembaga negara lainnya, kerjasama juga dengan pimpinan yang lainnya,” kata Setya Novanto digedung DPR, Jakarta, Sabtu (19/12).

Setnov akui bahwa pengunduran dirinya sudah dibicarakan dengan keluarga dan Aburizal Bakrie (Ical). Menurut dia, pengunduran dirinya sebagai ketua DPR tersebut untuk kebaikan rakyat dan kepentingan bangsa dan negara.

Setnov pun meminta maaf kepada Indonesia atas kericuhan yang terjadi selama ini. Khususnya soal kasus pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK dalam upaya perpanjangan kontrak Freeport yang melibatkan Setnov, pengusaha minyak Riza Chalid dan Presdir Freeport Maroef Sjamsoeddin.

“Saya mohon maaf atas segala kericuhan yang terjadi. Semoga bangsa ini dapat menyongsong masa depan yang baik Pilihan saya ini bentuk penghormatan pada seluruh rakyat Indonesia,” tandasnya.

 

Novanto Jadi Ketua FPG

 

Golkar menunjuk Ade Komarudin sebagai Ketua DPR menggantikan Setya Novanto (Setnov) yang mengundurkan diri. Sementara Setya Novanto ditunjuk menggantikan Ade jadi Ketua Fraksi Golkar di DPR.

Namun langkah Golkar menunjuk Setya Novanto sebagai Ketua Fraksi Golkar dinilai buruk. Sebab, Setya Novanto terbelit kasus pencatutan nama Presiden Jokowi dalam upaya perpanjangan kontrak Freeport. Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR juga sudah memberikan sanksi ringan kepada Setya Novanto.

“Pengangkatan Setya Novanto menjadi ketua fraksi itu langkah yang buruk. Artinya, Aburizal Bakrie tidak peduli dengan Golkar tapi lebih peduli dengan kekuasaannya,” kata pengamat politik Populi Center Nico Harjanto dalam Diskusi Perspektif Indonesia di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Minggu (19/12).

Nico menilai, Partai Golkar merupakan partai besar dan berada di posisi kedua dalam pemilu legislatif (pileg) 2014. Sehingga, Ical seharusnya bisa lebih mementingkan situasi politik Indonesia dan menjaga nama baik partainya.

“Seharusnya dia (Ical) menunjuk orang lain yang dianggap layak dan pantas untuk dijadikan ketua fraksi. Sebab, bagaimana mungkin Setnov bisa menjadi ketua fraksi yang prima bila sejak awal sudah ada cacat etika,” paparnya.

Dengan demikian, pengangkatan Setya sebagai ketua fraksi dianggap melecehkan nilai keadilan etik di masyarakat. Bukan hanya itu, situasi ini juga dianggap melecehkan aspirasi publik untuk memperbaiki kualitas politikus tanah air.

“Itu juga akan semakin memperburuk citra Golkar dan DPR,” pungkasnya.

Sebelumnya, Setya Novanto resmi menjadi ketua Fraksi Golkar setelah seluruh petinggi partai Golkar menggelar rapat pimpinan (Rapim) di Bakrie Tower pada Kamis (17/12) kemarin. Selain penunjukan Setnov sebagai ketua fraksi Golkar, Ade Komarudin juga diputuskan menjadi pengganti Setnov menjadi Ketua DPR.

“Kita rapat partai, yang rapat partai itu di bawah pimpinan Pak Aburizal Bakrie sama semua pimpinan. Dalam rapat, pimpinan dimintai tanggapan dan pada akhirnya yang kita ketahui bersama Pak Ade Komarudin jadi Ketua DPR dan saya ditunjuk sebagai Ketua Fraksi Golkar,” ujar Setya Novanto di Gedung Nusantara 3, DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (18/12). (sumber:merdeka.com)

 

Komentar ANDA?