Suara dari Tanah Misi, Untuk Yang Berikhtiar di Pilpres 2019

0
484
Foto: Pater Juan Tuan MSF, seorang imam misionaris asal Adonara, NTT yang bertugas di Manila, Filipina

Oleh: Fr. Juan Tuan MSF

KETIKA Pemilihan Presiden (Pilpres) dimaknai sebagai pertarungan maka hanya kegaduhan. Namun sebaliknya ketika Pilpres dihayati sebagai Panggilan untuk mengabdi, maka yang dituai adalah Kedamaian. Ini sebuah catatan dari tanah misi.
Untuk Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya yang beriktiar menuju Pilpres 2019. Saya tak punya kepentingan politik dan partai apapun. Hanya satu kepentingan saya yaitu Indonesia yang Satu dibingkai dalam keberagaman dalam dekapan sayap Pancasila.

Kucatat suara ini sebagai sebuah suara anak bangsa tanpa mewakili siapapun, partai manapun dan agama apapun, hanya suara kemanusiaan yang meminta bayaran dan upah. Namun suara yang meminta kepada tuan-tuan dan nyonya-nyonya jika niat kalian untuk maju di Pilpres 2019 hanya sebagai Presiden maka saya orang pertama yang tidak akan pernah memilih Anda.

Saya yakin, bagi kalian satu suara tak berarti apa-apa. Namun bagi Indonesia, satu suara adalah mewakili keluh Indonesia yang hanya merintih melihat kegaduhan politik yang kalian mainkan.

Saya sangat siap untuk menerima kenyataan ketika satu suara kemanusiaan tidak terlalu penting bagimu, tapi bagi saya satu suara kemanusiaan yang terus bersuara adalah pertanda bahwa saya tidak pernah percaya pada ikhtiar kalian yang hanya berujung pada uang dan kekuasaan yang berujung pada tarian korupsi tanpa henti.

Saya menuliskan suara ini, lantaran bagi saya yang paling utama dan paling tinggi dari sebuah pesta demokrasi 2019 adalah Indonesia. Berhasilnya Pilpres 2019 bagi saya bukan siapa yang menjadi Presiden, tetapi keutuhan Indonesia dalam kemajemukan dibawa payung Pancasila tetap kokoh tegak berdiri.

Sebagai anak Indonesia, saya malu dan sedih. Malu ketika menonton pertunjukan tuan-tuan yang hanya demi kursi empuk Presiden, kalian rela menelanjangi birahi kekuasaan dengan terang benderang.

Saya sedih karena, hanya sebuah ikhtiar lima tahun yang akan digenderangkan pada 2019, kalian rela mencabik kesatuan yang dirajut oleh rangkain warna-warni benang Kebhinekaan dengan berbagai isu yang sejatinya kalian sadar bahwa dengan ragam isu yang memecah belah persatuan kalian sedang menunjukan KETIDAKMAMPUAN KALIAN menghadapi pesta demokrasi 2019.

Sudah cukup tuan-tuan dan nyonya-nyonya, menikam rahim pertiwi dengan gederang Sara hingga mendirikan perusahaan sara yang bernama Saracen. Tidak ada manfaatnya tuan-tuan dan nyonya-nyonya MENGUMANDANGKAN JANJI-JANJI USANG MEMBUAT INDONESIA LEBIH BAIK, LANTARAN GENDERANG JANJI KALIAN HANYA BUNGKUSAN USANG SEPERTI BUNGKUSAN NASI JATAH SETENGAH HARI BUAT SEKUTU KALIAN YANG BERDEMO MENERIAKAN SARA DAN SENTIMEN AGAMA.

Saya sudah jenuh dan bosan melihat tingkah politik gaduh kalian yang hanya memperlihatkan kebodohan kalian yang dibalut dengan kebrutalan permainan tak elok di panggung demokrasi. Saya tidak lupa, bahkan masih jelas dalam ingatanku ketika drama politik busuk kalian, kalian hamburkan di mimbar pilkada DKI Jakarta.

Saya tidak bodoh untuk mempercayai janji-janji nafsu kalian. Saya memang awam politik, namun bukan berarti matinya nurani saya. Mata saya belum buta. Ingatan saya belum karat. Pendegaran saya belum tuli atas semua tingkah keji dan bahasa busuk yang kalian kampanyekan hanya untuk memojokan yang lain, yang kalian anggap lawan.

Jika Anda, kalian hendak menjadi capres atau cawapres di tahun 2019, hanya ingin menjelekkan, memojokkan dan menghakimi pihak lain sebagai perisai yang melindungi kebusukan kalian, sebaiknya tak usah bersusah payah, tak usah menghamburkan uang demi sebuah kegagalan, adalah lebih baik duduklah manis bersama kuda piaraan, atau jika tidak belailah jenggot mu untuk segera menuju pembaringan dan di sana kalian AKAN BERMIMPI TENTANG SEBUAH KEGAGALAN.

Menuliskan suara saya karena saya adalah Indonesia YANG TIDAK TAKUT dengan segala kekejamanmu. Menuliskan suara saya adalah tanda setiaku pada Indonesia yang TIDAK MAU DIBODOHI OLEH ISU-ISU MURAHAN BAK KELOMPOK ARISAN yang sedang bergosip.

Menuliskan suara saya adalah pesan bagimu tuan-tuan dan nyonya-nyonya bahwa PILPRES 2019 BUKAN PERTARUNGAN, TAPI ADALAH SEBUAH JALAN PANGGILAN UNTUK MENGABDI.

Ketika tuan-tuan dan nyonya-nyonya masih mempertontonkan kekejaman kalian dalam berbagai isu sara, itu pertanda KALIAN ADALAH ORANG-ORANG GAGAL YANG TAK SADAR AKAN KEBODOHAN SENDIRI.

Salam.
Manila: Oktubre-14-2017
Fr. Juan Tuan MSF

Komentar ANDA?