NTTsatu.com – KEFAMENANU – Masyarakat di wilayah Tunbaba Kecamatan Miomafo Timur, melakukan sumpah adat untuk kemenangan paket Victory-Joss di wilayah ini. Mereka bersumpah di hadapan cawagub NTT, Yoseph Nae Soi dan Raymundus Sau Fernandez usai kampane terbatas di desa Bitefa, Sabtu, 03 Maret 2018
Dua tokoh adat Miomafo Timur, Silvester Nailiu dan Anselmus Naihati menyatakan sumpah mereka bahwa wilayah ini merupakan wilayah Victory-Joss dan tidak akan memberikan kesempatan kepada siapapun untuk merebut suara masyarakat Tunbaba.
Dengan bahasa setempat keduanya menyatakan itu kepada Raymunduz Sau Fernandez yang mendampingi Yoseph Nae Soi. Raymundus pun membalas dengan bahasa setempat dan terjadilah saling sumpa untuk memenangkan pasangan Victory-Joss di wilayah Tunbaba yang meliputi 11 desa di kecamatan Miomafo Timur ini.
Raymundus Sau Fernandez usai sumpah adat itu menjelaskan, kata-kata yang diucapkan para tokoh adat itu bermakna sangat mendalam. Mereka menyatakan sumpah mereka untuk kemenangan pasangan ini di wilayah mereka ini.
“Sumpah tadi itu dilaukan keada Tuhan dan leluhur. Maknanya sangat mendalam, jadi jika mereka melanggar sumpah adat mereka itu maka mereka akan mendapatkan hukuman dari Tuhan dan leluhur. Mereka tidak bisa main-main dengan sumpah adat itu,” jelas Ray.
Ray yang masih menjabat Bupati TTU periode kedua hingga 2020 itu menyatakan, dia tidak memiliki ijin untuk berkampanye karena itu dia tidak berkampanye. Namun dia memilki tanggungjawab besar sebagai wakil ketua umum tim pemenangan paket Victory – Joss untuk memenangkan pasangan ini.
“Semalam di Sonaf Bikomi saya sudah menyatakan bahwa di TTU ini, pasangan Victory-Joss harus menang diatas 80 persen. Itu komitmen saya dan pasti akan saya lakukan sekuat tenaga bersama seluruh tim elawan untuk mencapai target itu,” katanya.
Seperti disaksikan, dua tua adat dengan pakaian adat itu duduk di tenda massa bagian depan, sementara Ray Fernandes duduk di samping Yoseph Nae Soi di tenda tersendiri. Mereka berbalasan dalam bahasa setempat yang merupakan sumpah adat mereka sendiri untuk Victory-Joss. Usai menyatakan sumpah, mereka kemudian bertemu ditenda Cawagub dan rombongan kemudian dengan arak mereka kembali bersumpa dan sama-sama menuangkan sebagian arak ke tanah dan disanya diteguk bersama-sama.
Yoseph Nae Soi mengaku, walaupun tidak mengerti bahasa namun dia merasa merinding karena ritual seperti itu juga dilakukan hampir semua daerah di NTT.
“Saya memang tidak mengerti bahasa Dawan, tetapi ritualnya itu mengingatkan saya kalau sangat bermakna dan sangat suci. Pasalnya, sumpah adat itu adalah pernyataan kepada leluhur dan kepada Tuhan sendiri, dan jika sumpah adat itu dilanggar biasanya cepat atau lambat akan ada balasan. Saya percaya, kedua tokoh adat tadi berani melakukan hal itu karena mereka memiliki kemampuan untuk menyatukan warga dalam rangkulan Victory-Joss,” kata Yoseph. (bp)