Tak Ada Cinta yang Lebih Besar dari Seorang Perempuan Kepada Yesus, Selain Maria Magdalena

0
2226

Yohanes 20:1-9: Kotbah Paskah

TIDAK  ada cinta yang lebih besar dari seorang perempuan kepada Yesus, selain Maria Magdalena. Maria Magdalena adalah wanita pertama yang sangat mengasihi Yesus, selain Bunda Maria. Mengapa? Karena kalau bukan cinta tak mungkin pagi hari yang masih gelap ia pergi ke kubur. Sebab seorang wanita tak boleh melakukan perjalanan pada malam hari atau tanpa matahari. Nanti dikira wanita bunga malam.

Namun yang jalan ke kubur adalah Maria Magdalena dan Maria yang lain? Apakah mereka adalah bunga sedap malam? Tidak! Sekali lagi tidak! Sebab ketika Yesus masih berada bersama mereka, Maria Magdalena telah dibebaskan dari 7 dosa berat dan besar, ia telah bersih, suci dan menjadi wanita tangguh dan anggun karena Imannya yang besar pada Kristus Yesus.

Ia telah jatuh cinta pada Yesus Kristus bukan karena perasaan eros tetapi agape. Ia jatuh cinta pada Tuhannya yang telah menyelamatkan dia. Karena cinta kasih yang besar kepada Tuhannya, ia dan Maria yang lain berlari ke kubur. Mereka kaget dan ketakutan karena pintu kubur telah terbuka, mereka menengok ke dalam, tidak melihat mayat Yesus, mereka berlari pulang menyampaikan berita kepada murid-murid Yesus tentang pintu kubur yang terbuka dan kubur kosong: _Tuhan telah diambil orang, kami tidak tahu di mana Ia diletakkan_

Berlarilah kedua Murid itu Petrus dan Yohanes ke kubur, Yohanes tiba lebih awal karena masih muda sehingga langkahnya cepat. Ia menengok ke dalam tetapi tidak masuk. Ketika Petrus tiba, maklum berlarinya lebih lambat karena sudah tua, Ia orang pertama yang masuk, melihat kalau kain kafan dan kain peluh ada di sana. Lalu Yohanes masuk mengikuti dan melihat dan percaya kalau Tuhan Yesus sungguh bangkit.

Indah tuk kita renungkan. Memesona tuk dibagikan.

Tuhan Yesus adalah Pribadi yang luar biasa unik. Jika diumpamakan Ia adalah satu-satunya keindahan yang susah dilupakan dan sulit ditinggalkan. Maria Magdalena adalah wanita yang sangat berdosa, tetapi ketika Ia bertemu dengan Yesus, hidupnya penuh keindahan karena ia dilepaskan dari dosanya. Setelah dibebaskan, ia seakan terikat pada keindahan yang tak pernah selesai dalam diri Yesus, bahkan ketika dikuburkan pun yang dipikirkan adalah Yesus. Kristus adalah keindahan yang merobah. Menjauhkan dosa, dan mendekatkan pendosa, tetapi alangkah indahnya Maria adalah saksi pertama kebangkitan Kristus.

Tentang murid-murid Kristus.

Petrus, ketika Yesus ada di via dolorosa, ia menyangkal dan berlari jauh meninggalkan Yesus, tetapi kini ia berlari cepat-cepat mendekat ke kubur Yesus tuk menyaksikan kebenaran kubur kosong. Sekali lagi Kristus adalah keindahan yang membuat orang harus pergi kepadaNya. Ia yang takut kini berani menembusi dan membuang ketakutannya tuk melihat kesungguhan akan kebangkitan Guru dan Tuhannya.

Yohanes mendahului Petrus, tetapi ketika Petrus tiba, dialah yang pertama masuk kubur itu. Hal istimewa ada di sini, bahwa Petrus masih dihormati sebagai pemimpin para murid. Petruslah yang pertama melihat dan setelah itu dialah yang akan memaklumkan kepada murid yang lain bahwa Guru mereka benar-benar bangkit.

Ada pelajaran menarik bahwa yang bukan pemimpin tidak boleh gegabah bahkan serobot memberikan keterangan dan mengambil keputusan, sebab masih ada yang berhak menyampaikannya dan memutuskannya. Soalnya lebih banyak kurang bijaksana jika yang bukan pemimpin memberi keterangan.

Kepemimpinan dihormati, tak dikangkangi. Yohanes telah menunjukkan kepada kita arti sebuah kepemimpinan dalam kebersamaan. Ia tidak gegabah, ia menahan diri karena ia tahu diri masih ada Petrus kepala para murid. Bisakah dalam keseharian kita tahu posisi kita dan tahu menahan diri tuk tidak memberi keterangan dan penjelasan keliru, sebelum yang berwenang berbicara? Dalam birokrasi, dalam kolaborasi, dalam demokrasi, dalam hirarki, sebuah orasi kepemimpinan adalah tindakan benar yang diterima demi kesejahteraan dan keselamatan banyak orang.

Yohanes, murid yang dikasihi Yesus. Dia berlari sampai duluan tetapi tidak masuk lebih dulu, ia menunggu Petrus. Lalu dia pun masuk ke kubur, ia melihat dan percaya. Ya orang pertama yang percaya Yesus Kristus Tuhan bangkit adalah Yohanes, ia dianugerahi mata bathin, mata pengetahuan dan pikiran yang jernih tuk percaya.

Pasti kita bertanya apakah buktinya Maria Magdalena dan Maria yang lain, Petrus dan Yohanes percaya kalau Yesus telah bangkit?
Bukti pertama kubur telah terbuka. Kedua, Kain kafan dan peluh yang dipakai membungkus Yesus masih ada di sana dengan lipatannya yang asli seakan Tubuh Yesus menguap keluar dari dalam kain tanpa merusak satu lipatan pun kain itu.

Ketiga, di perikop yang lain dan ketiga injil lain dikatakan Yesus menyapa mereka, mereka menyentuh Yesus. Ia sungguh bangkit, bukan halusinasi dan bukan bayangan. Kalau halusinasi dan banyangan tak mungkin mereka menyentuh Yesus, tak mungkin makan bersama mereka, berjalan dan bercakap bersama mereka.

Saudara yang terkasih, ternyata *peristiwa kebangkitan Yesus adalah peristiwa indah yang mengundang perhatian orang beriman. Iman Kristiani tak hancur tetapi bertumbuh terus menerus hingga hari ini. Kebangkitan Yesus adalah sejarah iman yang indah yang selalu menjadi perayaan besar sepanjang masa. Iman kita tak sebatas prapaskah tetapi sampai paskah, iman kita bukan sekedar penderitaan tetapi sampai kepada kebangkitan. Iman kita tak sebatas di kubur tetapi sampai kebangkitan. Ada paskah baru ada Natal. Kalau tak ada kebangkitan, tak mungkin ada kelahiran. Kalau tak ada kepercayaan akan kebangkitan Yesus tak mungkin iman itu bertahan dan dirayakan hingga sekarang.*

Sekarang wabah corona virus menarik perhatian banyak orang tetapi jangan lupa Kristus adalah keindahan yang menarik Semua umat kepada-Nya. Wabah ini jangan membuat kita terkubur, tetapi dengan peristiwa paskah Tuhan bangkit, kita bersama bangkit mengatasi mengalahkan wabah ini dengan mendengarkan himbauan dan ajakan dari pemimpin-pemipin kita.

Mari mendengar dan berbuat, karena Kristus yang bangkit ingin kita semua selamat. Kristus bangkit Alleluia. *Salam Alekot*

*) Rm. Jefri Mone, Pr (Pastor di Paroki St. Gregorius Oeleta, Kupang)

Komentar ANDA?