Foto: FK siswa SMPN Satap Waiwaru desa Todanara ketika di RSUD Lewoleba beberapa hari lalu

Hukrim

Terkuak Motif Penghinaan Guru Terhadap Siswa di Lembata

By Bonne Pukan

September 08, 2017

NTTsatu.com – LEWOLEBAKasus penghinaan Guru SMPN di Desa Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, NTT terhadap seorang siswanya hingga siswa itu nyaris tewas karena minum racun akibat bmalu khirnya terkuak juga.

Siswa berinisial FK itu mencoba bunuh diri karena malu akibat penghinaan sang guru berinisial BB pada 31 Agustus 2017. Ternyata motifnya, guru itu tidak suka kakak korban pacaran sama anaknya.

Ayah kandung korban, Yosep Lango (61) mengaku, anaknya dihina lantaran guru tersebut tak terima kakak korban berpacaran dengan anak pelaku. Pada tanggal 28 agustus 2017, kakak dari FK ke mess guru tempat tinggal guru itu dan bertemu dengan anak pelaku bernama Natalia Sola yang juga merupakan teman kelas FK. Hal inilah yang menyebabkan kemarahan BB.

“Kenapa FK yang dihina, apalagi sampai keluarkan kata-kata sadis di depan kelas dan itu dilakukan berulang-ulang,” tutur Yosep kepada wartawan di RSUD W.Z Yohanes Kupang, Selasa (5/9/2017).

Menurut Yosep, racun yang ditelan anaknya tidak banyak karena sebagian di sembur keluar. Proses pengobatan anaknya sudah menelan banyak biaya dan ditanggung sendiri. Dia meminta, guru yang menghina anaknya turut bertanggungjawab.

“Saya minta dipecat karena tidak pantas jadi guru. Dia juga harus kembalikan seluruh biaya pengobatan anak saya,” imbuh Yosep.

Kepala Sekolah SMPN 2 Satap Waiwaru, Bernadus Atawadan mengatakan, pihak sekolah akan melakukan rapat dengan komite sekolah guna menentukan nasib BB. “Intinya pihak sekolah tetap memberi sanksi, yang paling berat dipecat,” tegas Bernadus.

Guru tersebut berstatus honorer. Dia pun pernah menegur guru itu karena kerap berperilaku kasar terhadap siswa.

“Yang bersangkutan pernah saya tegur, tetapi tidak diindahkan. Buktinya, salah satu siswa dirawat rumah sakit karena ulah dia,” imbuh Barnabas. Sebelumnya diberitakan, siswa SMP Negeri 2 Satu Atap Waiwaru, Desa Todanara, itu dilarikan ke rumah sakit setelah melakukan percobaan bunuh diri dengan minum racun. FK nekat menenggak cairan racun rumput karena merasa malu dihina oleh gurunya berinisial BB selama pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.

“Sudah dua kali dia menghina saya. Pertama waktu saya bawa handphone ke sekolah. Kejadian ini dilakukan juga di depan kelas, di hadapan teman-teman,” ucap FK kepada wartawan.

Puncaknya pada 31 Agustus 2017, guru Bahasa Indonesia tersebut kembali menghina FK. Sang guru mengeluarkan kalimat hinaan yang  membuat siswa kelas III SMP Satap Waiwaru tersebut merasa malu.

“Dia bilang saya punya rumah seperti kandang babi. Lalu, saya keturunan atau anak dari orangtua tidak jelas,” tutur korban.

Tak hanya itu, sang guru juga menghina makanan yang dikonsumsi muridnya tersebut. “Makanan saya seperti makanan babi. Dia hina saya di depan murid lainnya dalam kelas. Selama pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung,” FK membeberkan. (*/bp)

Komentar ANDA?