
RUTENG. NTTsatu.com – Hendrik Tionardi Direktur CV Tani Mandiri Kabupaten Manggarai berupaya mengembangkan tanaman melon dan semangka tanpa biji di Kabupaten Manggarai. Tanaman ini mulai dipanen pada Minggu, 26 Juni 2016.
Melon dan semangka tanpa biji itu ditanam di atas lahan seluas 0,5 ha di kampung Nanga Woja Desa Tal, Kecamatan Satar Mese persis di bibir pantai selatan kabupaten Manggarai sebagai salah satu cara membuat petani Manggarai lebih modern
Hendrik mengungkapkan hal itu kepada wartawan usai melakukan panen raya bersama Kepala Dinas dan Tanaman kabupaten Manggarai, Vinsen Marung dan staf babinsa Desa Tal, Tokoh masyrakat, kelompok tani dan awak media.
Hendrik Dia mengatakan , selama ini begitu banyak tanaman holtikultura dibudidayakan oleh masyrakat Manggarai tetapi cara modern belum disentuh untuk mendapatkan profit terkait kesejateraan petani,
“Saya datangkan seorang ahli tanaman holtikultura bernama Yus. Dia memang sudah profesional tentang tanaman melon dan semangaka dari Jawa dan kami bermitra untuk mengembangkannya di daerah ini,” kata Hendrik Tionardi.
Dijelaskannya, tanaman Holtukultura jenis melon dan semangka butuh keseriusan dan keuletan. Akan mendatangkan resiko besar bagi petani jika tidak dirawat dengan baik.
Namun demikian , Hendrik Tionardi sangat kagum dengan Yus dan petani Nanga Woja lainnya. Meskipun lahan melon dan semangka digenangi air laut karena posisinya persis di bibir pantai, tetapi dengan cara mereka, air tersedot dan tidak menggangu proses pertumbuhan melon dan semangka.
“Melon dan semangka Nanga woja cita rasanya berbeda di tempat lainnya,” ujar Hendrik berpromosi.
Hendrik mengaku, memiliki motivasi usai panen raya perdana melon dan semangka ini dia akan terus mengembangkannya sehingga ketersediaan buah tidak akan terputus. Apalagi tempat pemasaran sudah ada pada beberapa kabupaten di daratan Flores dan bahkan impian terbesarnya mengusai pasar melon dan semangka di provinsi di NTT.
“Kami sudah siapakan tempat pemasaran di daratan Flores sehingga budidaya melon dan Semangka dari Nanga Woja tidak akan behenti,” janjinya.
Selain itu, dua sudah menyiapkan lahan seluas 0,5 ha untuk olahraga mancing bagi masyrakat Manggarai sebagai bentuk promosi keunikan Nanga woja sekaligus semangka dan melonnya yang memilki cita rasa dan berkualitas ini.
“Saya yakin masyarakat kota Ruteng haus hiburan, mancing di Nanga Woja sebagai solusinya. Petani Nanga Woja bisa diperdayakan untuk memanfaatkan peluang ini,” tambahanya.
Rp 1,6 M Untuk Holtikultura Satar Mese
Sementara Vinsen Marung Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Manggarai kepada NTTsatu.com setelah panen perdana melon dan semangka milik CV Tani Mandiri mengatakan, budidaya melon semangka dan 12 jenis holtikultura lainya di Kecamatan Satar Mese sudah di mulai sejak 3 Tahun lalu.
Melon dan Semangka di Kecamatan Satar Mese sangat berkualitas, cita rasa dan aroma sangat berbeda dengan melon dan semangka dari tempat lain.
“Hotel-hotel di Labuan Bajo sudah mulai memilih semangka dan melon dari Nanga Woja,” katanya.
Menyinnggung soal Kecamatan Satar Mese merupakan Lumbung padi Kabupaten Manggarai dia menjelaskan salah satu alasan dibentuk 6 kelompok tani holtikultura di Kecamatan Satar Mese dan 4 kelompok di Kecamatan satar Mese Barat adalah merubah pola tanam tanaman sejenis pada lahan sama sehingga tanaman petani tidak teserang hama.
“Usia melon dan semangka hanya 90 hari karena itu petani bisa manfaatkan lahan sawah ketika sudah panen padi,” katanya.
Ditambahkanya, tahun 2016 Pemda Manggarai mengalokasikan dana sebesar Rp 1,6 M untuk budi daya melon, semangka dan 12 jenis holtikultura lainya di Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai. (mus)