BORONG, NTTsatu.com – Menyambut Tour de Flores yang akan digelar bulan delan, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Matim) melakukan penertiban hewan peliharaan seperti sapi ,kerbau ,dan kambing yang diikat maupun berkeleliaran sepanjang pinggir jalan negara dari perbatasan dengan kabupaten Ngada (jembatan Wae Mokel) hingga perbatasan dengan Kabupaten Manggarai (Jembatan Wae reno).
Hal ini dikatakan Frans P. Sinta Kepala satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Matim kepada NTTsatu.com di ruang kerjanya, Jumat (15/4).
Dia mengatakan ,menyambut even bersekala internasional tersebut pihaknya sudah melakukan penertiban dan pemberitahuan kepada pemilik hewan peliharaan terutama sapi, kerbau, dan kambing di sepanjang jalan nasional untuk tidak membbiarkan ternaknya berkeliaran di pinggir jalan.
Heawan peliharaan itu juga jangan diikat di pinggir jalan yang akan mengganggu para peserta tour de Flores ketika melintasi jalan di wilayah Kabupaten Matim.
“Kami sudah mulai melakukan penertiban sejak bulan Maret. Kita sampaikan kepada pemilik ternaik agar tidak membiarkan ternaknya berkeliaran dan mengikatnya di inggir jalan,” katanya.
Salah satu faktor peneyebab hewan peliharaan diikat di pinggir jalan negara atau dibiarkan lalu lalang dipinggir jalan adalah ketidakpedulian pemilik hewan tersebut terkait kesadaran ketertiban berlalulintas.
“Banyak warga pemilik hewan tidak paham dan peduli dengan manfaat jalan itu sendiri,” tandasnya.
Menanggapi persoalan tersebut, dalam bulan April ini pihak Pol PP Matim akan terus melakukan penertiban hewan peliharaan sebagai salah satu partispasi agar pembalap sepeda tidak terganggu ketika melintasi wilayah Matim.
“Kami akan terus melakukan penertiban di bulan April dan menjelang 22 Mei jadwal para peserta melintasi wilayah Matim akan fokus melakukan penertiban,” ujarnya.
Pantauan NTTsatu.com Jumat (15/4), masih begitu banyak sapi diikat dan berkeliaran di pinggir jalan negara sebelum memasuki Kota Borong ibu kota Matim dan beberapa titik jalan Negara di Kecamatan Rana Mese.
Efrem Sebatu Warga kota Borong diminta pendapatnya terkait hewan peliharaan kepada NTTsatu.com mengatakan rerumputan segar dipinggir jalan merupakan hal yang mengundang hewan peliharaan berkeliaran di jalan tersebut dan perlu dilakukan sosialisasi agar masyarakat paham dengan bahaya ketika hewan peliharaan mereka berkeliaran atau diikat di pinggir jalan.
“Selama ini ada kecelakaan di Borong salah satu penyebabnya adalah hewan peliharaan lalu lalang di jalan menggangu kosentrasi para pengendara,” katanya. (mus)
====
Foto: sapi yang berkeliaran di pinggir jalan Nasinal sebelum masuk Kota Borong