Tujuh Bupati yang serahkan tanah dan air itu yakni Bupati Belu, Flores Timur, dan Sumba Tengah yang menyerahkan tanah, serta Bupati Rote, Alor, Sabu Raijua dan Lembata yang menyerahkan air.
Tanah dan air itu diambil langsung di kabupaten masing-masing, selanjutnya air dan tanah itu disatukan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Joseph Nae Soi untuk selanjutnya akan dibawa ke Kaltim.
“Nanti pada 13 Maret ini, saya akan bawa tanah dan air ini ke Kaltim untuk disatukan dengan tanah dan air dari provinsi lainnya pada 14 Maret,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat ritual adat penyerahan tanah dan air di halaman kantor Gubernur NTT, Jumat, 11 Maret 2014.
Kedepannya, menurut dia, Indonesia akan miliki ibukota baru yang disebut Nusantara. Karena itu, dia berharap tanah dan air yang lahir dari flobamorata, bisa bangkitkan pembangunan ibukota negara agar makin lebih cepat.
“Tanah dan air ini bisa wujudukan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indoneisa,” katanya.
Dia mengatakan tanah dan air yang diserahkan ini tidak seluruhnya dibawa ke Kaltim, karena sebagian akan disimpan di museum.
“Tanah dan air yang sisa, akan simpan di museum sebagai wujud bahwa sisa tanah untuk Indonesia masih ada disini,” ujarnya.
Penyerahan tanah dan air oleh Bupati di NTT diawali dengan acara ritual adat dari masing-masing daerah. (bp)