Untuk Antisipasi La Nina, Segera Dilaksanakan Rakor Bersama Para Bupati dan Walikota

0
967

NTTSATU.COM  — KUPANG — Untuk antisipasi La Nina, segera dilaksanakan Rakor bersama Para Bupati dan Walikota. Rakor ini akan membahas beberapa hal penting terkait masalah itu.

Demikian dikatakan oleh Gubernur VBL, pada hari ini, Jumat, 19/11/2021, saat menerima kunjungan silaturahmi dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) RI, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati M.Sc., Ph.D, didampingi oleh Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, M.Si, Kepala Pusat Klimatologi, Ir. Dodo Gunawan, DEA, Kepala Pusat Meteorologi Publik, DR.Fachri Rajab, SSi, M. Si, Kepala Biro Umum dan SDM BMKG, Petrus Demon Sili, S.Ip,M. Si, Koordinator BMKG Provinsi NTT, Margiono.S.Si, Kepala Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono, S.Si, Kepala Stasiun Klimatologi Kupang, Rahmattulloh Adji, SP, Wakil dari Kantor Balai Wilayah Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika III Badung, Wirajaya, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Muhammad Saipul Hadi, S.Si, beserta Jajaran Pimpinan BMKG pada 14 Kabupaten se Nusa Tenggara Timur.

Gubernur VBL yang didampingi Wakil Gubernur Josef Nae Soi (JNS) saat menerima kunjungan tersebut sangat bersyukur dan menyampaikan terima kasih, atas kunjungan dari Kepala BMKG RI dan rombongan, dimana melalui kunjungan tersebut, telah menunjukkan kepedulian yang tinggi dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah di NTT, untuk bersama-sama melakukan upaya mitigasi bencana, karena NTT saat ini sudah memasuki musim pancaroba, dengan menunjukkan intensitas hujan yang relatif mulai tinggi di beberapa tempat, dan diprakirakan sampai dengan bulan Februari 2022 nanti, akan terjadi fenomena alam La Nina.

Upaya mitigasi ini merupakan tindakan preventif dalam mengurangi risiko bencana yang dapat diakibatkan oleh cuaca ekstrim La Nina, seperti Angin, Banjir Bandang dan Tanah Longsor.

“Kunjungan kami ini adalah dalam rangka kerjasama untuk mitigasi potensi bencana hidrometeorologis, yang dapat diakibatkan oleh La Nina atau cuaca ekstrim. Dan alhamdulillah Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur serta jajarannya, sudah sangat siap untuk menindaklanjuti dan berkoordinasi, seperti yang tadi kami sudah bahas beberapa hal, untuk kesiapsiagaan tersebut”, jelas Kepala BMKG RI.

Lebih Lanjut Mantan Rektor UGM Jogjakarta Periode 24 November 2014 s.d. 17 April 2017 tersebut mengatakan bahwa beberapa wilayah yang berpotensi terjadinya cuaca ekstrim adalah Kota Kupang, TTS, Ngada, Ende, Manggarai, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, TTU dan Belu

Kepala BMKG Pusat ini juga menyampaikan beberapa rekomendasi yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat NTT terhadap datangnya cuaca ekstrim nanti.

“Dengan adanya penambahan curah hujan akibat La Nina, penambahannya bisa sampai dengan 100 persen lebih itu justru dapat menjadikan berkah, karena dapat ditampung, karena curah hujan yang cukup tinggi dapat terjadi di Bulan November 2021, dan nanti akan semakin meningkat di Bulan Desember 2021 sampai dengan Februari 2022. Nah meskipun ada potensi bencana, pada daerah-daerah yang rawan longsor dan berpotensi banjir bandang, tetap harus ada kesiapsiagaan, sehingga bencana yang dikuatirkan tidak terjadi, tapi sebaliknya curah hujan dengan intensitas tinggi tersebut dapat dimanfaatkan kelebihan airnya untuk tabungan saat terjadi kekeringan. Karena memang NTT disadari bahwa musim keringnya sangat lama dibandingkan dengan musim penghujannnya yang relative sangat pendek”, urai Dwikorita Karnawati.

Selanjutnya Kepala BMKG Pusat juga mengharapkan Pemerintah Daerah dan semua pihak sudah melakukan manajemen tata kelola bencana yang tepat.

“Kita melihat bahwa Bapak Gubernur dan Jajarannya sudah sangat siap, tentunya masyarakat juga harus berpartisipasi aktif untuk menyiapkan tandon-tandon penampung air, agar air yang ditampung nanti tidak segera lari ke laut atau memberi dampak banjir tanpa terkendali. Masyarakat harus elalu sigap dan selalu berkoordinasi dengan aparat setempat”, harap Dwikorita Karnawati yang telah menjabat sebagai Kapal BMKG Pusat sejak November 2017 lalu.

Menanggapi apa yang disampaikan oleh Kepala BMKG Pusat tersebut, Gubernur NTT yang diwakili menyampaikan statement mengatkan bahwa dalam waktu dekat, Pemerintah Provinsi NTT bersama Jajaran Pemerintah Kabupaten Kota se NTT akan melaksanakan rapat koordinasi terpadu dalam mengambil langkah-langkah cepat preventif terhadap datangnya fenomena alam La Nina di NTT.

“Kami tinggal melanjutkan untuk segera berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah dimana bupati se Daratan Flores akan kami undang, kemudian Bupati Belu, TTS, Malaka, Rote Ndao , Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Alor, Lembata, Flotim, hampir seluruh Bupati dan Walikota akan kami undang untuk melakukan koordinasi terbatas pada pertemuan tanggal 30 November 2021 ini. Kita segera melakukan berbagai persiapan seperti yang tadi sudah dikatakan oleh Ibu Kepala. Masyarakat juga harus ada kesadaran yang tinggi, diharapkan jangan sampai terjadi seperti Bulan April lalu,” jelasnya.

Mewakili Pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur, Gubernur dan Wakil Gubernur menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas kunjungan dari Ibu Kepala BMKG Pusat dan Jajarannnya di NTT.

“Kunjungan ini sangat luar biasa untuk melakukan kolaborasi tentang prakiraan cuaca Bulan Desemnber 2021 sampai Februari 2022. Dimana NTT ini diprakiraan curah hujan yang terjadi sangat tinggi, sehingga dapat mengakibatkan longsor, banjir dan sebagainya. Untuk mengantisipasi itu, maka Ibu Kepala BMKG memberikan data–data yang cukup lengkap, dan kami juga bersama BMKG akan melakukan rakor terbatas dengan para bupati yang wilayahnya diprakirakan akan mengalami, longsor dan banjir, pada permulaan Desember 2021 sampai Februari 2022”, ungkap Wagub JNS mewakili Gubernur NTT saat mengakhiri pertemuan tersebut. (sipers)

Komentar ANDA?