Waket Komisi IX: Wisata Kesehatan Labuan Bajo Berpotensi Besar

0
641
Foto: Waket Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena saat berkunjung ke RSUD Labuan Bajo untuk memastikan perayaan Natal Nasional Partai Golkar 17 Januari 2020

NTTsatu.com – LABUAN BAJO – Kerjasama Departemen Kesehatan dan Departemen Pariwasata tahun 2017 untuk menggalakkan wisata kesehatan di 10 daerah prioritas wisata termasuk Labuan Bajo, dicek kesiapannya oleh Melki Laka Lena Wakil Ketua Komisi lX DPR RI dari Fraksi Partai Golkar.

Didampingi Maksi Adipati Pari FPG DPRD NTT dan Mindriyati Astiningsih orang kesehatan yang gemar wisata, Melki mengunjungi RSUD Komodo dan RS Siloam Labuan Bajo. Kunjungan ke RS dilakukan setelah pertemuan dengan Bupati Manggarai Barat Agustinus Dulah di acara seminar oleh KADIN, di mana Bupati sampaikan sudah ada surat dari Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes terkait wisata kesehatan di Labuan Bajo.

Kunjungan spontan ini dilakukan bersamaan persiapan Melki Laka Lena selaku Sekretaris Panitia Pelaksana dan Jerry Sambuaga kader Golkar yang saat ini menjabat Wakil Menteri Perdagangan selaku Ketua Panitia Pelaksana Natal Nasional Partai Golkar yang berkunjung untuk mempersiapkan rencana tersebut untuk digelar di Labuan Bajo tanggal 17 Januari 2020.

Dalam kunjungan ke RSUD Komodo, Mereka diterima oleh Direktur dokter Linda Gampar dan Thomas A Edison yang menjelaskan kemampuan dan kebutuhan RS menangani pasien baik warga daerah atau wisatawan nusantara atau mancanegara.

Secara umum RSUD Komodo memiliki sarana prasarana dan tenaga kesehatan yang memadai sehingga mampu menangani pasien berasal Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur atau Nusantara bahkan mancanegara yang berobat.

Kebutuhan alat dan tenaga medis untuk cakupan jenis penyakit dan perawatan juga untuk domain preventif promotif untuk tujuan pariwisata, tentu masih diperlukan.

Dokter Linda menyampaikan perlu dukungan pemerintah pusat melalui departemen kesehatan sehingga RSUD Komodo mampu menata diri sebagai RS yang mampu melayani berbagai jenis penyakit dan perawatan pasien turis nusantara maupun mancanegara yang berlibur ke Labuan Bajo.

Kunjungan dilanjutkan ke RS Siloam Labuan Bajo. Melki diterima Putri Respati Executive Director Siloam Labuan Bajo dan beberapa staf. Rombongan diajak berkeliling beberapa poli dan ruang perawatan yang menjadi andalan RS Siloam. Ada dua dokter se Flores yang menurut Putri hanya ada di RS Siloam Labuan Bajo yaitu dokter mata dan dokter ortopedi. Alat radiologi se Flores menurut infonya juga hanya tersedia di RS Siloam.

Derasnya turis yang masuk ke Labuan mendorong RS Siloam mengadakan alat hyperbaric oxygen chamber. Alat ini sangat berguna membantu pasien umumnya turis yang mengalami dekompresi karena menyelam atau dekompresi akibat aktivitas bawah air lainnya sehingga pasien tidak mengalami kejadian fatal atau harus dirujuk ke Denpasar.

“Alat yang berbentuk kapsul ini juga bisa membantu terapi pernapasan untuk berbagai keluhan penyakit,” katanya.

Dua RS yang ada di Labuan Bajo dengan berbagai fasilitas kesehatan juga tenaga medisnya dengan sadar mempersiapkan diri juga untuk antisipasi perkembangan wisata Labuan Bajo Manggarai Barat yang makin meningkat. Keduanya butuh dukungan Pemda Kabupaten Manggarai Barat dan Pemda Provinsi NTT baik dinas kesehatan, dinas pariwisata dan dinas terkait lainnya, juga Pemerintah Pusat Kemenkes, Kemenpar dan lainnya termasuk DPR RI yang terkait isu ini.

“Pada saat yang sama kedua RS ini tetap melayani warga kurang mampu di Manggarai Barat, sesuai informasi yang diberikan kepada kami kurang lebih 90% pasiennya ikut BPJS dan mayoritas kelas tiga dilayani oleh kedua RS ini dengan baik,” sebut Melki.

Belajar dari Penang Malaysia yang kota dan daerahnya bertumbuh karena memadukan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan wisata, Labuan Bajo punya keunggulan yang jauh lebih hebat dari aspek destinasi wisata sehingga peluang kembangkan wisata kesehatan jauh lebih terbuka.

Pasien Indonesia yang sering banjiri Penang dan kota lainnya di Asia Tenggara untuk berobat tentunya lebih suka ke Labuan Bajo untuk berobat kalau kualitas pelayanan kesehatan makin meningkat dan setara atau bahkan melebihi Penang dan kota sejenis lainnya.

Diakhir penuturannya terkait potensi wisata kesehatan di Labuan Bajo, Melki mengharapkan kerjasama berbagai pihak secara sinergis bisa hadirkan wisata kesehatan di Labuan Bajo. Komodo sudah menjadi jangkar sekaligus penggerak ekonomi melalui perkembangan pariwisata Labuan Bajo Manggarai Barat NTT.

“Saatnya kembangkan dan gerakkan potensi lain yang selama ini diabaikan untuk mendukung berkembangnya wisata di Labuan Bajo yakni melalui wisata kesehatan. Potensi dan daya dukung ada di Labuan Bajo tinggal diatur dan didukung para pihak untuk mewujudkannya,” tegas Melki. (*/media/bp)

Komentar ANDA?