Wakil Presiden RI Tinjau Posko Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

0
400

NTTSATU.COM — LARANTUKA — Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan jajaran pemerintah untuk bergerak cepat dalam menangani dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, termasuk upaya penyelamatan dan evakuasi serta persiapan langkah-langkah pascabencana.

Menindaklanjuti arahan tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming didampingi Penjabat Gubernur NTT, Dr.Andriko Noto Susanto,S.P, M,P meninjau langsung lokasi pengungsian akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berlangsung di 3 lokasi, yaitu Posko Lewolaga, Posko Kobasoma, dan Posko Konga pada Kamis (14/11/2024).

Adapun beberapa tujuan dari peninjauan tersebut adalah memastikan para pengungsi tertangani dengan baik, memastikan distribusi logistik terpenuhi, meninjau kebutuhan para pengungsi dari sisi kesehatan, pendidikan serta peninjauan lokasi relokasi bagi masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Lewotobo Laki-Laki.

Lokasi pertama yang didatangi oleh Wapres dan Pj. Gubernur NTT adalah Posko Lapangan Konga di SDK Konga, di mana ia berdialog langsung dengan warga pengungsi untuk mendengar kondisi dan kebutuhan mereka. Setelah itu, Wapres melanjutkan kunjungan ke Posko Lapangan Kobasoma di SDK Pukaunu.

Selain dua lokasi pengungsian tersebut, Wapres juga mengunjungi Posko Lapangan Lewolaga dan Eputobi untuk memastikan kesiapan logistik dan kenyamanan pengungsi.

Dalam kunjungan tersebut, Wapres Gibran ingin memastikan perhatian khusus terhadap kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, lansia, difabel, dan anak-anak selama masa darurat, serta memastikan para pengungsi secara keseluruhan tertangani dengan baik, memastikan distribusi logistik terpenuhi, meninjau kebutuhan para pengungsi dari sisi kesehatan, pendidikan serta peninjauan lokasi relokasi bagi masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Lewotobo Laki-Laki.

“Terima kasih atas kerja keras Bapak-Ibu semuanya. Pastikan selama masa darurat atensi khusus kepada ibu hamil, ibu menyusui, lansia, difabel dan juga anak-anak dipastikan tidak ada penyakit yang muncul selama masa krusial ini,” kata Gibran saat rapat bersama Penjabat Gubernur NTT, Menteri dan Pemkab Flores Timur di posko pengungsian.

Gibran juga menekankan pentingnya mempercepat proses relokasi warga yang terdampak. Ia meminta pemerintah berdialog terlebih dahulu dengan masyarakat sebelum pembangunan dimulai demi menghindari penolakan.

“Warga di tempat pengungsian ini sudah dalam keadaan sulit, birokrasinya dan proses-prosesnya jangan dipersulit lagi, jangan berbelit-belit. Kami ingin yang cepat, memprioritaskan warga-warga yang kesulitan,” tegasnya.

Sementara itu, Pj. Gubernur NTT menerangkan bahwa keberadaan Wapres Gibran bersama seluruh unsur merupakan bentuk tanggung jawab dan perhatian pemerintah kepada para korban bencana erupsi tersebut.

“Hari ini, Bapak Wapres dan pemerintah daerah terkait dan kita semua ada di lokasi pengungsian erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Yang pertama kita ingin memastikan bahwa pengungsi-pengungsi kita tertangani dengan baik. Tadi kita berkeliling dan melihat bahwa tenda-tendanya cukup untuk menampung jumlah pengungsi yang ada di sini. Kita juga ingin memastikan bahwa logistiknya cukup, jadi semua pengungsi terlayani dengan baik logistiknya, supaya bisa makan dengan teratur dan tercukupi. Tadi juga sudah dipastikan bahwa tenda yang ditempati lengkap dengan kasur yang cukup memadai, selain itu juga kesehatannya terjaga, dengan memenuhi kebutuhan obat-obatan serta tenaga kesehatan. Dari sisi pendidikan, tadi kita perhatikan telah disediakan tenda-tenda yang digunakan untuk pendidikan di luar kelas. Karena memang ini kondisi darurat, dan kita saksikan semuanya bahwa anak-anak di sini tetap semangat belajar, guru-gurunya juga ada,” jelas Andriko.

Pj. Gubernur Andriko juga menjelaskan bahwa berbagai layanan dasar sangat dibutuhkan masyarakat. Apalagi saat ini sedang dalam masa tanggap darurat yakni selama 58 hari kedepan.

“Ini dimasa tanggap darurat, selama 58 hari kedepan. Setelah 58 hari kedepan kita akan ikuti dengan masa pemulihan pasca bencana,” tambah Andriko.

Berkaitan dengan relokasi masyarakat yang termasuk dalam zona tidak aman, pemerintah provinsi dan kabupaten menyediakan lahan sekitar 100 Hektar di 2 titik yang akan digunakan untuk membangun perumahan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman bagi masyarakat yang masuk dalam zona tidak aman yang sudah ditentukan oleh BNPB sejauh 7 km dari puncak letusan Gunung Lewotobi.

“Hal ini tentu disambut dengan baik sebagai bagian untuk mengatasi dampak permanen dari letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki maupun Perempuan. Jadi kalau kita tarik radius 7 km, harapannya itu adalah daerah aman. Dengan upaya ini, semoga kedepannya dampak dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terhadap masyarakat, terhadap lingkungan dan lain-lain dapat kita atasi dan mitigasi dengan sebaik-baiknya”, jelas Andriko.

Sementara itu, peninjauan persediaan logistik dilakukan di Gudang logistik pengungsi yang berada di Konga.

“Kebutuhan logistik kita hari ini kemungkinan cukup untuk satu atau dua minggu ke depan. Untuk kebutuhan logistik bisa kita pastikan kawan-kawan pengungsi yang ada di Konga dan posko lainnya ini bisa terpenuhi dengan baik. Kemudian untuk tenaga-tenaga pendukung, baik tenaga kesehatan, TNI – Polri dan juga petugas lainnya dimana semua unsur ini bekerjasama, bersinergi dan kolaborasi dalam rangka menyelesaikan persoalan pengungsian yang ada di sini agar para pengungsi atau korban mendapatkan apa yang mereka butuhkan kedepannya.” tandas Pj. Andriko.

Tanggapan masyarakat terhadap kesepakatan untuk direlokasi pun diterima dengan baik. Masyarakat pun merasa bersyukur dan berterimakasih kepada pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk semua bantuan, perhatian serta tindak cepat dalam menyediakan segala perlengkapan pengungsian.

“Kami atas nama masyarakat yang terdampak erupsi sangat berterima kasih atas respon pemerintah dalam menanggapi penanganan erupsi ini. Kami semua yang ada di sini merasa bersyukur dan kepada pemerintah baik dari pusat maupun daerah atas segala macam bentuk perhatian terlebih disaat masa kritis seperti ini untuk dapat kami lewati,” kata Tomas yang merupakan salah satu pengungsi.

Pengungsi lainnya, Margareta Noba dari Nawakote, mengungkapkan rasa syukur atas keselamatan dan kenyamanan selama di pengungsian, namun berharap segera dapat direlokasi ke tempat yang lebih aman.

“Puji Tuhan kami sehat, selamat, makanan pun cukup, dan anak-anak bisa belajar di sini. Kami berharap cepat dapat tempat baru,” harapnya.

Saat ini, tercatat sebanyak 13.649 pengungsi tersebar di berbagai titik pengungsian, termasuk Posko Lapangan Konga (1.748 orang), Posko Bokang Wulumatang (595 orang), Posko Lewolaga (2.343 orang), Posko Duntana Lewoingu (Eputobi) (979 orang), Posko Kabupaten Sikka (3.429 orang), Posko Kobasoma (644 orang), Posko Ile Gerong (350 orang), dan Posko Pengungsian Mandiri (3.561 orang).

Turut hadir pada kesempatan tersebut, Panglima TNI, Agus Subiyanto, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Muhammad Zamroni, Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid, Penjabat Bupati Sikka Adrianus F. Parera serta unsur Forkopimda. (sipers adpim)

Komentar ANDA?