NTTsatu.com – KUPANG – Wali Kota Kupang Dr. Jefryston Riwu Kore bersama umat Budha dan Komunitas Peace Maker Kupang (KOMPAK), melaksanakan penanaman pohon di lokasi Pembangunan Vihara Pubbaratana Sikumana, Kecamatan Maulafa. Kamis (5/12/2019) sore.
Pantauan media, turut hadir Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Kupang Pdt Rio Fanggidae S.Th, Senator DPD RI dan Ketua TP PKK Hilda Riwu Kore Manafe, Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Kupang Drs Yakobus Beda Kleden MM, Ketua Umat Budha Terafada Indonesia Kota Kupang Indra Efendy.
Dalam sambutan Wali Kota Jefry menyampaikan kondisi kota kasih saat ini, sangat membutuhkan pertahanan cadangan air bawah tanah, sehingga bisa digunakan pada musim kemarau. Sebab, sampai saat ini pengeloaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan, masih mempergunakan cadangan air bawah tanah.
Karena itu diadakan Gerakan Kupang Hijau, dengan penanaman pohon dan pembuatan lubang resapan, agar dapat mempertahankan cadangan air serta melancarkan resapan air hujan ke dalam tanah.
Ia juga mengapresiasi umat Budha Kota Kasih karena telah menerima dan mengikuti himbauan Pemkot agar secara bersama melindungi dan menjalankan gerakan kepedulian alam itu, demi melestarikan ekosistem yang ada.
“Penanaman pohon ini ditujukan agar dapat memberikan lindungan terhadap mata air, serta memberikan daya tarik air bawah tanah ke permukaan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Yakobus Beda Kleden mengatakan, gerakan penanaman pohon yang dilakukan oleh agama, adalah suatu gebrakan dalam menyelamatkan lingkungan. Karena dalam misi besar agama tidak hanya untuk manusia tetapi bagaimana dapat mempertahankan alam, sehingga sebagai insan yang mendiami bumi ini dapat hidup dengan baik dalam lingkaran ekosistem yang sehat.
“Tugas besar Agama tidak hanya menyelamatkan manusia, tapi juga bagaimana bisa menyelamatkan alam yang telah diciptakan Tuhan bagi manusia,” ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi Wali Kota Jefry yang telah memberikan suatu gerakan demi merubah cara pandang masyarakat, bahwa kondisi alam sangat berpengaruh bagi keberlangsungan kehidupan. Serta dengan adanya GKH tersebut seluruh agama yang ada di Kota Kasih perlu secara bersama melaksanakan penanaman pohon dan pembuatan lubang resapan di setiap rumah tangga sebagai suatu cara menjaga kelestarian alam.
Koordinator KOMPAK Zarniel Woleka mengatakan, hal yang dilakukan Pemkot adalah upaya sangat baik dalam membangun kebersamaan dari perbedaan agama yang saat ini dianut oleh penghuni Kota metropolitan NTT ini, di mana dalam gerakan Kupang hijau telah memberikan dampak koordinasi yang baik antara setiap Agama untuk mempertahankan dan menjaga alam demi kehidupan yang asri.
“Tanggung jawab merawat bumi adalah tanggung jawab semua pihak. Kita bersyukur walikota juga komit untuk merawat bumi dengan gerakan Kupang hijau. Ini sangat baik menjadi semangat semua waga Kota Kupang dari agama apapun untuk hijaukan kota. Sekaligus dengan gerakan ini, semangat persaudaraan dan kebersamaan yang ditunjukkan pak wali untuk menjadikan menjaga lingkungan dalam semangat keberagaman, semangat semua orang lintas agama,’ katanya. (*/gan)