Warga Flobamora di Papua Barat Peduli Bencana NTT

0
1295

NTTsatu.com — MANOKWARI — Warga masyarakat Nusa Tenggara Timur bersama Ikatan Pemuda Pelajar NTT Kota Sorong, Papua Barat, tergugah untuk ikut ambil bagian membantu warga masyarakat NTT yang terkena dampak banjir lahar dingin dan badai Seroja yang melanda sebagian besar wilayah itu sejak awal April 2021 lalu.

“Saat ini saya bersama delapan relawan Flobamora Kota Sorong dibantu enam relawan lokal NTT terjun langsung ke sejumlah wilayah di NTT. Tim kami bagi dalam empat kelompok yaitu tim Delta bergerak di wilayah Timor yang meliputi Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Malaka, dan Alor dipimpin Melkhior Joel Sasi,” ujar Syafruddin Sabonnama, Ketua Ikatan Keluarga Flobamora Kota Sorong sekaligus Koordinator Umum Peduli Bencana NTT Kota Sorong, Papua Barat dalam keterangan yang diterima pada Senin (19/4 2021).

Selain itu, lanjut pria asal Adonara yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sorong, ada juga tim Charly untuk wilayah Kabupaten Rote Ndao, Sabu Raijua, dan kabupaten-kabupaten di Pulau Sumba dipimpin ketuanya, Dionisius Ratu Bunga. Lalu Tim Bravo bergerak di wilayah Lembata di bawah koordinator Agatha Ure alias Ety Wukak. Kemudian tim Alfa menyasar wilayah Adonara di bawah koordinator Aronimus Wangi.
“Saat ini kami rekan-rekan relawan masing-masing tim sedang mendistribusikan bantuan kepada warga korban melalui posko-posko lokal setelah berkoordinasi dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat dan Satgas Penanggulangan Bencana Daerah NTT. Saya bersama rekan-rekan tim Alfa sedang menyerahkan bantuan di Adonara, daerah paling parah terdampak banjir yang melanda sebagian desa itu pada Minggu, 4 April dini hari. Sedang tim Lembata dipimpin rekan Ety Wukak Pareira. Tim lain untuk wilayah di Rote Ndao, Sabu Raijua, Malaka, dan Alor sedang bekerja mendistribusikan bantuan,” lanjut Sabonnama.
Menurut Sabonnama, setelah bencana banjir lahar dingin dan badai Seroja melanda sebagian besar wilayah di tanah Flobamora awal April lalu, pihaknya mengerahkan pengurus Ikatan Keluarga Flobamora dan masyarakat NTT di Kota Sorong dan sekitarnya terlibat aktif ikut membantu Gubernur dan para bupati seluruh NTT karena warganya terkena dampak bencana dasyat itu.
Alhamdulillah. Puji Tuhan, masyarakat Papua Barat dan Kota Sorong begitu peduli dengan bencana yang menimpa saudara serta saudarinya di kampung halaman NTT. Pengurus Ikatan Keluarga Flobamora Kota Sorong dan Ikatan Pemuda Pelajar NTT Kota Sorong berhasil mengumpulkan uang sebesar  Rp. 400 juta. Para donatur bukan saja pace, mace dan kaka ade dorang yang punya kelebihan. Mereka memberi dari kekurangannya. Kami pengurus merasa terharu dengan solidaritas warga Kota Sorong dan Papua Barat atas saudara serta saudarinya di NTT yang tertimpa musibah,” kata Sabonnama
Pengurus Ikatan Keluarga Flobamora Kota Sorong lainya, Ety Wukak mengaku pihaknya merasa terpukul dengan bencana yang melanda sebagian besar wilayah di NTT hingga memakan korban tak hanya ratusan warga meninggal sis-sia namun juga banyak warga kehilangan tempat tinggal dan bahkan kampung halaman terkubur lumpur dan batu besar.
Karena itu, saat ditugaskan bersama pengurus berdiri di jalan-jalan utama Kota Sorong mengetuk hati para calon dermawan, perempuan asal kampung Lewuka, Kecamatan Wulandoni, kelahiran kampung Kluang, Desa Belabaja, Kecamatan Nagawutun ini bersama pengurus langsung terjun di lampu merah pinggir jalan di Kota Sorong menerima bantuan warga setempat.
“Kami rame-rame turun lapangan. Kami temui juga kelompok kelompok dan berbagai organisasi paguyuban dari berbagai daerah di Indonesia di Kota Sorong. Kami juga ngamen di jalan-jalan protokol, lampu merah bahkan bergerak dari rumah ke rumah. Puji Tuhan, banyak saudara serta saudari kita warga Kota Sorong dan sekitarnya sangat peduli dan memberi dari kekurangannya untuk warga korban bencana di NTT,” kata Ety Wukak, aktivis sosial kemasyarakatan Papua Barat lulusan SMA Kawula Karya Lewoleba, Lembata.
Menurut Sabonnama, hasil patungan pengurus dan donasi warga berupa barang akan dikirim lewat KM Pelni dari Pelabuhan Sorong menuju Kupang, NTT pada 22 April. Bantuan barang itu berisi pakaian layak pakai, sembako dan obat obatan, yang akan berangkat dari Sorong tanggal Kamis, 22/4 2021.
“Kami berterima kasih kepada kepada Bapak Kepala Kantor Syahbandar (KSOP) Sorong karena beliau dan jajarannya serta pihak Syahbandar Kota Sorong membantu membawa barang-barang bantuan untuk misi kemanusiaan di NTT,” ujar Sabonnama.
Untuk memastikan bantuan itu tepat sasaran, Sabonama dan sejumlah perwakilan pengurus Ikatan Keluarga Flobamora NTT Kota Sorong turun langsung berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTT dengan BPBD NTT dan BPBD seluruh kabupaten/kota melalui posko-posko pengungsian untuk memastikan bantuan ribu ratu, warga Flobamora dan masyarakat Papua Barat itu tiba di tangan warga yang membutuhkan.
“Para sesepuh Flobamora Kota Sorong dan Papua Barat juga berpesan kepada kami bahwa utusan yang membawa bantuan datang dari beragam latar belakang kampung. Karena itu setiba di NTT harus menanggalkan sekat-sekat primordial dan melakukan sebaik mungkin untuk ribu ratu di NTT karena bantuan itu urusan kemanusiaan,” kata Sabonnama.
Menurut Sabonnama, saat ini bantuan sedang didistribusikan timnya. Di antaranya 700 paket sembako yang terdiri dari 10 kg beras premium, minyak kelapa, gula dan tepung masing masing 1 liter dibagi di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang dengan total sebanyak 350 paket. Kemudian 500 paket sembako untuk tiga desa di Malaka.
Sementara untuk wilayah Adonara, Flores Timur, tim menyerahkan 10 buah profil tank dan 50 kasur untuk Desa Waiburak. Juga perlengkapan bayi dan lansia, makanan minuman penyuplai gizi untul Desa Lamanele. Peralatan dapur dan sembako di Desa Waikewak dan 1 ton beras, 200 kg gula dan 200 liter minyak kelapa untuk Desa Dani Bao.
“Teman-teman tim juga sedang menyerahkan bantuan bahan bangunan untuk Sabu Raijua. Sedangkan bantuan untuk Alor senilai Rp. 35 juta, Rote Ndao, Rp. 25 Juta, dan Sumba Timur sebesar Rp. 25 juta. Begitu pula bantuan peralatan dapur dan sembako untuk Lembata senilai Rp. 40 juta,” jelas Ety Wukak.  (*/bp)

Komentar ANDA?