NTTsatu.com – MAUMERE – Indikasi rawan pangan sedang melanda seluruh wilayah di Kabupaten Sikka. Bahkan di antaranya sudah terdapat warga yang sempat konsumsi ubi hutan beracun. Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera belum penah turun ke lokasi, malah lebih sibuk mengantar Peraturan Bupati tentang Desa-Desa Persiapan.
Informasi tentang kondisi rawan pangan sebenarnya sudah diketahui sejak satu bulan yang lalu. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sikka mendapatkan laporan dari sebanyak 33 desa yang tersebar pada 11 kecamatan. Terdapat 7.151 kepala keluarga yang dilaporkan mengalami indikasi rawan pangan.
Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera sendiri sudah mengetahui kondisi kekurangan pangan yang sedang terjadi di seluruh wilayah di Kabupaten Sikka. Dia telah memerintahkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sikka Mauritz da Cunha untuk melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka untuk intervensi bantuan.
Sikap Yoseph Ansar Rera yang menanggapi dingin bencana kekeringan yang sedang terjadi, menuai kritik dari anggota DPRD Sikka Yoseph Karmianto Eri. Ketua PKB Sikka itu mendesak Yoseph Ansar Rera selaku Bupati Sikka untuk segera turun ke lokasi guna melihat langsung kondisi yang terjadi di lapangan, dan mengambil langkah-langkah konkrit dengan menyediakan bantuan makan-minum dan kesehatan.
“Saudara Bupati harus turun untuk melihat kondisi masyarakat yang selama ini alami bencana kekeringan dan angin yang berdampak pada bencana kelaparan. Namun hal itu tidak dilakukan sebagaimana mestinya, mungkin karena terlalu sibuk mengurus persiapannya untuk maju lagi pada Pilkada 2018,” ketus Wakil Ketua Fraksi PKP Indonesia itu, Selasa (3/10).
Dia menilai safari politik Yoseph Ansar Rera ke semua desa hanya untuk menyerahkan Perbub Desa Persiapan, sesungguhnya sebuah sereminoal belaka yang bisa dimandatkan kepada camat. Bagi dia yang lebih penting yakni Yoseph Ansar Rera harus safari ke semua desa untuk menyerap aspirasi rakyat atas penerapan RPJMD Kabupaten Sikka, apakah sudah sesuai target dan menjawabi kebutuhan publik atau belum.
Sebagai langkah solutif untuk mengatasi indikasi rawan pangan, Yoseph Karmianto Eri mengusulkan mekanisme penanganan masalah secara bersama-sama dalam lintas sektor dengan melibatkan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, BPBD, dan Dinas Kesehatan. Mekanisme ini sebagai proteksi dini agar inidikasi rawan pangan ini justeru tidak berdampak pada rawan pangan yang sesugguhnya.
Yoseph Karmianto Erimengaku heran jika terjadi rawan pangan, karena selama ini DPRD Sikka tlah mengalokasikan dana yang cukup banyak kepada pemerintah untuk mengelola pertanian di Kabupaten Sikka. Sesungguhnya pertanian di daerah ini begitu kaya, tetapi hematnya, pengelolaannya yang belum maksimal. (vic)