Aku Mencintaimu Abdul Somad Dan Jemaatmu: Itulah Salib

0
1015

Tulisan berikut ini merupakan hasil permenungan seorang pastor yang diturunkan lengkap dari sosmed berikut ini

Saya tidak memanggilmu Ustadz bukan karena saya marah atau membencimu. Tapi biar lebih akrab dan rileks. Tak ada kata sungkan untuk saling bersapa sua, pun pula untuk saling memberi saran.

Aku mencintaimu Abdul Somad dan jemaatmu. Karena itu adalah ajaran tertinggi yang berawal dari Salib. Dari salib, Yesus yang tersalib mengampuni dan mendoakan musuh-musuhNya; “Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34). Dan karena salib, aku mencintai, mendoakan dan mengampunimu. HEBAT KHAN SALIB KAMI. SALIB KASIH!!

Sekarang saya harus mengatakan dengan jujur bahwa saya mencintaimu. Tidak seperti surat cinta saya yang pertama setahun lalu yang cukup keras. Mencintaimu adalah bagian dari salib; “cintailah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka” (bdk. Mat 5:44).

Mencintaimu bersama jemaatmu adalah cara saya memikul dan memaknai salib. Dengan mencintaimu, saya sedang menyejukan ruang-ruang bathin dan alam pikirmu dengan darah pengorbanan dan air cinta yang mengalir dari lambung Yesus.

Dengan mencintaimu, saya hendak menunjukan kekuatan salib yang mampu mengendalikan emosi dan menangkal amarah dalam diriku untuk mendemo atau melaporkanmu dengan tuduhan penistaan agama.

Tapi kekuatan salib, mengalahkan benci dan meruntuhkan amarahku dalam satu bahasa kasih; “SARUNGKAN PEDANGMU” (bdk. Yoh 18:11), karena aku, kami memang harus meminum cawan kasih untuk menyebarkan cinta padamu dan yang mendengarkanmu.

Saya sadar dan bersyukur bahwa celotehmu yang membuat marah dan emosi sebagian umatku itu, justru menjadi jalan bagi saya secara pribadi untuk mewartakan salib kepadamu; “mencintaimu, memaafkan dan mengampunimu” tanpa harus membawa ratusan atau ribuan orang untuk mendemomu, karena kami bukan orang Yahudi, kami Katolik yang kekuatannya ada pada Kasih Kristus yang tersalib.

Jika harus memarahi dan membencimu, itu berarti saya sendiripun tengah memakukan satu paku dosa pada Yesus Tuhanku yang tersalib. Singkatnya dengan memarahi dan membencimu hanya menodai iman kekatolikanku dengan dosa yang sia-sia.

Semakin engkau memakukan kata-kata benci pada salib Yesusku, semakin lidahmu menusukan bahasa-bahasa jelek pada lambung Yesusku di kayu salib, semakin kuat pula salib menebar dan mewartakan kasih dan cinta padamu. Lantaran sakit yang diterima oleh salib tak akan membuatku untuk balas menyakitimu.

Sakit yang engkau beri, tak sanggup mengusik kekuatan cinta salibku untuk ikut menyakitimu. Tidak. Salib tidak mengajarkan kami untuk menyakiti apalagi membalas dendam. Salib mengajarkan untuk masuk dalam rasa sakit, mencecapnya dan dikuatkan olehnya.

Abdul Somad dan rekan jemaatmu, aku mencintai kalian. Itulah salib. Salib adalah kasih terbesar yang mengalahkan dengki, irih hati dan ketamakan. Salib adalah pemberian diri, pemberian kasih. Karena dan bersama SALIB, KAMI BOLEH MENJADI PENYEBAR PERDAMAIAN DAN KASIH UNTUK INDONESIA DAMAI hingga hari ini.

Dengan mencintaimu Abdul Somad dan jemaatmu, aku sedang membahasakan Sabda Yesusku; “AKU BERKATA KEPADAMU, SESUNGGUHNYA HARI INI JUGA ENGKAU AKAN ADA BERSAMA-SAMA DENGAN AKU DI DALAM FIRDAUS” (Luk 23:43)

======

Manila: Agosto-17-2019
Pater Tuan Kopong MSF

Komentar ANDA?