Uskup Maumere Terima Penghargaan Lingkungan Hidup

0
380

NTTsatu.com – MAUMER – Uskup Maumere Mgr Gerulfus Kherubim Parera, SVD bakal menerima penghargaan lingkungan hidup dari Pemerintah Kabupaten Sikka. Rencananya Penjabat Bupati Sikka akan menyerahkan jpenghargaan, Jumat (17/8), pada apel bendera memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-73 di Lapangan Umum Kota Baru Maumere.Β 

Pemerintah setempat memutuskan misionaris Serikat Sabda Allah itu dalam kategori pembina lingkungan terbaik. Beberapa prakarsa yang dilakukan seperti melalui Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Maumere menggagas dan melaksanakan kegiatan berdimensi lingkungan hidup, yang berupaya menghidupkan kembali mata air yang kering dengan menanam pohon di sekitar daerah aliran sungai (DAS) atau pada daerah sumber mata air. Kegiatan ini dilakukan bersama Yayasan Caritas.

Selain itu, ada juga pembuatan jebakan air atau sumur resapan sebagai bank air sehingga umat tidak kekurangan air tanah. Agar umat tidak kekurangan pangan, maka dibutuhkan gerakan tanam sorgum, tanaman yang cocok di lahan kering dan merupakan makanan alternatif pengganti beras dalam rangka menjaga ketahanan pangan umat. Hal ini merupakan harapan yang visoner dari sang gembala untuk Keuskupan Maumere.

Puncaknya yakni ketika Uskup Maumere menerbitkan Surat Gembala Pra Paskah 2018, hasil dari inspirasi β€œAkulah yang empunya seluruh bumi (Kel 19:5). Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup mengancam kelangsungan bumi dan hidup manusia, karena itu diperlukan tindakan nyata yang merupakan buah dari ibadah dan pertobatan umat dalam masa Pra Paskah.

Saat itu komunitas-komunitas basis gerejawi dan paroki-paroki terlibat dalam upaya penghijauan dan pemeliharaan lingkungan. Praktik-praktik pertanian berkelanjutan dengan terasering dan pemanfaatan pupuk alamiah atau organik mesti menjadi kebiasaan dan budaya pertanian. Solidaritas dengan lingkungan alam membutuhkan pertobatan dan cara pandang, cara beripikir, kebijakan, program pendidikan, gaya hidup dan kerohanian yang mengakui bahwa Allah adalah pemilik bumi dan segala isinya.

Jauh sebelum itu, sejak di Seminari Hokeng, Gerulfus Kherubim Parera sudah mencurahkan kecintaan terhadap lingkungna hidup, di mana melakukan aktiftias menanam seperti anakan mangga dan nimba. Lalu pada tahun 1965 pernah terjadi peristiwa banjir di Maumere, akibat langkanya tanaman yang dapat menahan air hujan. Kondisi ini membangkitkan semangat terbentuknya Ikatan Petani Pancasila. Melalui wadah ini para pastor mulai menggerakan umat gembalanya untuk menanam pohon.

Saat menjadi gembala umat di Sumba, dia terlibat langsung menanam pohon nimba di sekolah-sekolah dengan spirit agar generasi muda diwariskan masa depan dengan kondisi bumi yang lestari. Generasi muda disadarkan untuk mencintai dan melestarikan bumi yang dihuni.

Selain Uskup Maumere, pemerintah juga memberikan penghargaan pengelolaan lingkungan terbaik kepada orang per orang dan kelompok tani dalam berbagai kategori lainnya. Untuk kategori perintis lingkungan diberikan kepada Theodorus Rindu dari Desa Bola, Petrus Tibertius dari Desa Takaplager, dan Fabianus Nong Lee dari Desa Umauta.

Kategori penyelamat lingkungan diberikan kepada Kelompok Tani Kalvari dari Desa Ladogahar, Kelompok Tani Tanah Dabak dari Desa Ipir, dan Kelompok Tani Sudan Sogor dari Desa Du. Sementara kategori pengabdi lingkungan diberikan kepada Yakobis Sawe dari Desa Aibura, Petrus Raga dari Kecamatan PaluE, dan Antonius Moa Siga dari Desa Bloro. Β (vic)

 

Foto: Uskup Maumere, Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD

Komentar ANDA?