NTTsatu.com – MAUMERE– Bantuan jaringan internet dan laptop gratis dari Kementerian Komunikasi dan Informatika memberi semangat baru kepada SMAN Waigete. Tidak tanggung-tanggung Kepala sekolah Wenseslaus Mando menargetkan tahun depan SMAN Waigete akan melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
“Kami senang sekali dengan bantuan yang diberikan Kementerian Kominfo. Bantuan ini menambah motivasi bagi kami untuk minimal tahun depan kami targetkan sudah bisa ujian nasional berbasis komputer,” demikian Wenseslaus Mando kepada media ini di Aula Nawacita Universitas Nusa Nipa Maumere, Sabtu (5/5).
Wenseslaus Mando bersama Kepala SMAN Bola Florius Lepe dan Kepala SMAN Magepanda Nikolaus Nau, hari itu menerima bantuan kerja sama antara Kementerian Kominfo dan Komisi I DPR RI melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (Bakti). Tiga kepala sekolah itu tampak gembira di depan ratusan pelajar dan mahsiswa.
Anggota Komisi I DPR RI Andreas Hugo Pareira (AHP) menyerahkan langsung bantuan tersebut secara simbolis berupa masing-masing sebuah laptop. Rencananya Baktu akan menyalurkan masing-masing sekolah 5 buah laptop dan pemasangan jaringan internet gratis.
Bangunan jaringan internet di SMAN Magepanda sedang dikerjakan. Demikian juga di SMAN Bola. Sedangkan untuk di SMAN Waigete, menurut Wenseslaus Mando baru akan dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan pada Senin (7/5) besok.
Wenseslaus Mando mengucapkan banyak terima kasih kepada AHP yang telah memperjuangkan tiga sekolah negeri di Kabupaten Sikka mendapatkan bantuan dari Kementerian Kominfo. AHP sebagai putra kelahiran Kabupaten Sikka, katanya, telah menaruh perhatian serius di bidang pendidikan melalui sarana prasarana komunikasi dan informatika.
Dia menambahkan bantuan ini seolah bagai gayung bersambut, karena pada akhir Mei nanti SMAN Waigete bersama SMAN Bola dan dua sekolah negeri lainnya juga akan menerima bantuan ruang lab komputer. Dua bantuan dari pihak berbeda ini, menjadi spirit baru bagi sekolah dengan 208 siswa. Apalagi di sekolah ini diterapkan juga mata pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi.
Wenseslaus Mando mengatakan selama ini pihak sekolah kesulitan mengadakan sarana prasarana informatika dan komunikasi. Persoalannya karena masalah keuangan. Uang komite yang dipungut dari siswa masih sangat standar, apalagi pihaknya harus memenuhi kewajiban membiayai 24 guru honor di sekolah. Komite sekolah baru berhasil membeli dua buah laptop.
Untuk itulah dia mengaku gembira sekali ketika dihubungi staf pada Kementerian Kominfo dan Bakti sebagai salah satu sekolah yang menerima bantuan. (vic)
