NTTsatu.com – MAUMERE – Calon Bupati Sikka Alexander Longginus tertegun haru bercampur prihatin melihat kondisi Pasar Alok, Selasa (13/3). Bersama Calon Wakil Bupati Sikka Stefanus Say yang hari itu melakukan blusukan, pasangan dengan tagline Alex-Stef ini berkomitmen menata Pasar Alok menjadi lebih ideal lagi.
Blusukan Alex-Stef ini dalam rangka sosialisasi program kerja dan visi misi, sambil melihat realitas aktifitas dan transaksi pada pasar yang dibangun pada tahun 2006 itu. Bersama Tim Pemenangan Koalisi Gotong Royong, Alex-Stef berada di Pasar Alok kurang lebih sekitar 3 jam. Kebetulan hari itu adalah hari Pasar Alok. Keduanya menelusuri seluruh kompleks pasar, bertemu dan berdialog dengan para pedagang.
Magdalena, salah seorang pedagang yang menggelar dagangan di atas tanah, mengaku sudah menjalani aktifitas seperti itu bertahun-tahun. Dia beralasan tidak mendapatkan sarana prasarana di dalam pasar. Karena itu dia terpaksa menggelar dagangan di atas tanah.
Kondisi yang dialami Magdalena, ternyata dialami banyak pedagang lainnya. Ratusan pedagang tidak mendapatkan tempat pada los pasar yang sudah disiapkan pemerintah. Mereka pun terpaksa berjualan di atas tanah. Alhasil, sebagian besar tanah kosong di Pasar Alok, kini sudah penuh sesak dengan pedagang.
Alex Longginus yang mengenakan topi koboi, berkesempatan berdialog dengan para pedagang yang berjuaan di atas tanah. Sebagian besar adalah ibu-ibu yang menjual sayur, bawang merah, bawang putih, dan kebutuhan dapur lainnya. Beberapa di antaranya sudah mengenal Alex Longginus sewaktu menjabat Bupati Sikka masa bakti 2003-2008. Mereka tidak segan-segan menawar dagangan ke Alex Longginus.
Para pedagang mengeluhkan keterbatasan los pasar. Sarana prasarana yang disiapkan pemerintah sudah tidak sebanding dengan jumlah pedagang. Bertahun-tahun mereka terpaksa berdagang di atas tanah. Setiap hari mereka membayar retribusi.
Kepada wartawan Alex Longginus mengatakan persoalan yang dihadapi di Pasar Alok yakni masalah penataan. Pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana, namun justeru sarana prasarana itu dimanfaatkan secara baik. Dia menilai pengelola pasar dan pemerintah sudah tidak punya konsep menata kondisi pasar yang memberikan kenyamanan bagi pedagang dan masyarakat pembeli.
“Saya kira di Pasar Alok ini masalah penataan, tidak ada sama sekali. Bangunan sudah ada, untuk masyarakat yang dari kampung juga sudah diatur semua. Hanya saja pengelola pasar dan pemerintah sudah tidak punya konsep lagi untuk menata secara baik,” ujar Alex Longginus.
Melihat realitas yang ada, Alex Longginus berkomitmen jika dia bersama Stephanus Say dipercayakan masyarakat menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sikka, keduanya akan menata kembali keserawutan yang terjadi di Pasar Alok. Bagi dia, Pasar Alok harus dikembalikan kepada konsep awal yakni sebagai pasar tradisional.
Ketika berjunjung ke los penjualan ikan, Alexander Longginus disapa khusus para pedagang ikan. Sebagian besar mengenal baik Alex Longginus, karena rata-rata 2-3 kali dalam seminggu Alex Longginus berbelanja ikan. Andreas, salah satu pedagang ikan, mengatakan Alex Longginus sejak dulu sangat rajin berbelanja ikan di Pasar Alok.
“Kalau Pa Alex sudah sering belanja ikan di sini. Kami sudah kenal. Apalagi Pasar Alok ini kan dibangun waktu dia jadi Bupati,” ujar Andreas.
Sementara itu Stephanus Say terlihat santai berdiskusi dengan sejumlah pedagang. Dia mendapat banyak keluhan dan masukan dari para pedagang, terutama berkaitan dengan pengelolaan dan penataan Pasar Alok. Sesekali mereka tampak tertawa lepas.
Pasangan Alex-Stef tiba di Pasar Alok sekitar pukul 09.45 Wita. Alex Longginus mengendarai kendaraan roda empat, sementara Stephanus Say mengendarai roda dua. Kendaraan yang dipakai diparkir di Kantor UPT Pasar Alok, kemudian keduanya berpencar berjalan kaki menjelajahi seluruh areal kompleks Pasar Alok. (vic)