Gubernur Dukung Menipo, NTT Harus Bangkit Dari Keterpurukan

0
1170

NTTsatu.com – KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, menyebut wisata di NTT dirancang untuk menjadi destinasi kelas premium. Dengam demikian wisatawan  asing yang berkantong tipis atau miskin, tidak boleh datang dan berkunjung ke daerah 

Hal itu disampaikan Viktor, saat memberikan sambutan dalam Festival Menipo, yang digelar di halaman Lippo Plasa Kupang,  Kamis, 14 November 2019.

Dikatakannya,  baru-baru ini situs perjalanan Lonely Planet merangkum bahwa NTT sebagai destinasi terbaik untuk 2020.

Penobatan itu, lanjut Viktor, menunjukkan bahwa di setiap tempat di NTT ada atraksi keindahan alam dan budaya yang akan dipenuhi wisatawan asing dari berbagai negara.

Viktor mengaku, sudah menyampaikan langsung ke presiden bahwa di NTT kalau wisatawan yang datang itu yang kaya saja.

“Saya sampaikan ke presiden, kalau wisatawan yang miskin, kami di NTT paling banyak begitu (miskin). Jadi kalau wisatawan miskin yang datang, kami sudah tidak mau lihat lagi,” ujarnya.

Foto: Frans Sarong Menerima penghargaan atas jasa-jasanya dalam Melino yang terus bergelora ini.

 

Pemberian Hadi

Pada acara itu juga pemerontah memberikan penghargaan kepada beberapa orang yang benar-benar berjasa dalam kegiatan besar jnj. Mereka yang mulai berpikir dan melakukan sesuatu yajg berguna bagi kegiatan ini.

Mereka yang mendapat penghargaan itu antara lain Fransiskus Sarong yang juga adalab mantan wartawan Harian Kompas yang memberikan pemikiran-pemikiran yang cerdik untuk bisa mengupayakan Menipo ini menjadi terkenal seperti ini

Selain   Fransiskus Sarong ada beberapa nama lagi yakni  Yovi Jehabut atas dedikasinya dalam penyadaran masyarakat terhadap wisata alam di provinsi NTT; Adriana Salomi B.  atas dedikasinya di bidang pendidikan konservasi anak usia dini di Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, NTT; Yesaya Talan atas dedikasinya terhadap upaya konservasi penyu dan lingkungan di Taman Wisata Alam Menipo dan Suzana L. Rote atas peran aktifnya dalam Pramuka Saka Wanabakti di provinsi NTT.

Kemudian  Peres Loe, SE atas peran aktifnya dalam Pramuka Saka Wanabakti di provinsi NTT;  David Mata atas kegigihannya dalam mengawasi peredaran TSL di Bandara El Tari, Kupang, Prov NTT; Tobias Teuf atas dedikasinya sebagai tokoh adat yang turut melestarikan Taman Wisata Alam Menipo; Ibu Pendeta Mei Manimabi, S.Th atas peran aktifnya mengembangkan keluarga ekologis melalui peran agama di Taman Wisata Alam Menipo;
dan  Jefta Bilsol Boimau atas dedikasinya menjaga kelestarian mangrove pada Cagar Alam Maubesi, Kabupaten Malaka, Prov NTT. (bp/tim)

Komentar ANDA?