NTTSATU.COM — SIKKA — Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka mencatat Indeks Pembanguan Gender (IPG) Sikka tahun 2022 sebesar 88,81 persen atau turu 0,12 persen dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 88,93 persen.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Kristanto Setya Utomo SST, MSi hari jumad 17/03/23 di ruangan kerjanya.
Dalam keterangan pers Kristanto Setya Utomo menjelaskan Istilah Gender digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan. Gender adalah pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat.
Gender tidak sama dengan kodrat. Kodrat adalah sesuatu yang ditetapkan oleh Tuhan YME, sehingga manusia tidak mampu untuk merubah atau menolak. Sementara itu, kodrat bersifat universal, misalnya melahirkan, menstruasi dan menyusui adalah kodrat bagi perempuan, sementara mempunyai sperma adalah kodrat bagi laki-laki.
“Ketidakadilan gender merupakan kondisi tidak adil akibat dari sistem dan struktur sosial, sehingga perempuan maupun laki-laki menjadi korban dari pada sistem tersebut. Laki-laki dan perempuan berbeda hanya karena kodrat antara laki-laki dan perempuan berbeda. Keadilan gender akan dapat terjadi jika tercipta suatu kondisi di mana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang dan harmonis,” tegasnya.
Kondisi Kabupaten Sikka menururt Kristanto Setya Utomo bahwa IPG i sebenarnya digunakan untuk mengukur keberhasilan upaya pembangunan kualitas hidup dengan menjadikan penduduk laki-laki dan perempuan sebagai tolok ukurnya. Untuk itu, ia sampaikan bahwa IPG tahun 2022 di Kabupaten Sikka menunjukkan bahwa meskipun pengeluaran perkapita perempuan lebih kecil dari Laki-laki, namun angka harapan hidup perempuan justru lebih tinggi dibanding laki-laki.
“IPG turun di Kabupaten Sikka pada tahun 2022 mencapai 88,81 persen dibandingkan pada tahun 2021 yang turun di angka 0,12 persen,” papar dia Jumat (17/3) di Sikka.
Dia juga menyampaikan ada beberapa indikator yang menjadi ukuran dalam menghitung IPG yakni angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita.
“Jadi saya ingatkan lagi bahwa IPG 2022 Kabupaten Sikka menunjukkan bahwa meskipun pengeluaran perkapita perempuan lebih kecil dari laki-laki, namun angka harapan hidup perempuan justru lebih tinggi dibanding laki-laki,” tukasnya.
Namun hasilnya belum maksimal karena selain turunya angka IPG sebesar 0,12 persen atau masih 21,19 persen yang perlu diperjuangkan agar kesenjangan mencapai 100 persen niilai capaian yang di inginkan.dimana sasaran adalah indikator kesenjangan pembangunan yang dialami laki-laki dengan perempuan. Yang mana, semakin mendekati 100 maka kesenjangan semakin kecil (sama).
Lanjut dia, bahwa IPG inmerupakan indikator kesenjangan pembangunan yang dialami laki-laki dengan perempuan. Yang mana, semakin mendekati 100 maka kesenjangan semakin kecil (sama). (ino)