Padu Padan Tenun Ikut Buka Area Pasar Karya Seni di Kupang

0
622

 

“Melalui keikutsertaan kami dalam acara ini, Padu Padan Tenun memberikan kontribusi yang berharga dalam memperkenalkan keindahan dan keunikannya kepada masyarakat luas,”kata CEO Padu Padan Tenun NTT, Erwin Yuan, Minggu (16/7/2023).

Menurut dia, dengan kehadirannya dalam Pameran 0.0, padu padan tenun ingin memberikan kontribusi yang berarti dalam memperkenalkan keindahan tenun NTT kepada masyarakat. Melalui berbagai acara dan ruang interaktif, padu padan tenun tidak hanya memamerkan produk-produk unik, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai budaya dan kekayaan warisan NTT. Diharapkan bahwa pameran ini akan menjadi langkah awal dalam mengangkat martabat tenun NTT, mendukung industri kreatif

Pameran 0.0 NAMLIA, hadir dalam bentuk pameran, pasar, dan acara seni pendukung lainnya, mengangkat tema “Kontemporer: Kelahiran Baru”, menampilkan karya-karya dari 6 bidang/media yaitu Sculpture, Texture Painting, Sketch, Textile, Digital Art, dan Architecture Design.

Rangkaian acara NAMLIA berupa Pameran 0.0, NAMLIA di Titik, Studio & Gallery Visit, Bincang Seniman dan Karya, Workshop, dan Pameran NAMLIA. NAMLIA melibatkan berbagai seniman independen, komunitas, pergerakan seni yang ada di Kupang dan sekitarnya, berlangsung selama 3 bulan yaitu dari Juli sampai September 2023.

Manajer NAMLIA, Adriana Ngailu, mengatakan, NTT adalah daerah yang memiliki banyak ciri khas budaya, ritual adat, tutur lisan, tradisi, nyanyian syair, rumah tradisional dan bahasa daerah.

Perkembangan budaya dan seni di NTT semakin progresif, terwakili oleh berbagai wujud penyampaian melalui acara pegelaran seni budaya, pertemuan seniman/maestro, diskusi kebudayaan dan seni, proses kreatif penciptaan karya, pameran, unit usaha seni yang beragam, ditampilkan secara privasi (anonim, lingkup terdekat) maupun publik, patut untuk dirayakan bersama.

Atas dasar itu, maka diinisiasi suatu kegiatan mempertemukan budaya dan seni kontemporer dalam bentuk ruang apresiasi karya, edukasi dan pasar karya seni. NAMLIA sebuah perayaan budaya dan lintas displin seni di Kupang hadir dalam bentuk pameran, pasar, dan acara seni pendukung lainnya,”kata Adriana.

Kebudayaan, menurut dia, terus berkembang mengikuti perubahan sosial yang melingkupi seluruh aktivitas manusia. Selalu menghadirkan bentuk baru dan diterima oleh publik tanpa melepas nilai-nilai kebudayaan dan moralitas

Kebudayaan ini disebut kebudayaan kontemporer, mencakup tren mode, gaya hidup, kebiasaan konsumsi, media massa, teknologi, serta norma dan nilai yang mendefinisikan masyarakat itu sendiri.

Salah satu bentuk penyampaian kebudayaan agar tetap lestari ialah melalui seni. Seni adalah media yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan kebudayaan, sarana interaktif dan efektif. Seperti budaya kontemporer, ada juga seni kontemporer yang merujuk pada bentuk seni yang diproduksi dan dikembangkan dalam konteks zaman sekarang.

Ini mencakup berbagai macam bentuk ekspresi artistik, seperti lukisan, patung, instalasi, fotografi, seni performa, seni video, seni suara, seni interaktif, seni digital, dan lainnya. Eksistensi kebudayaan didukung oleh kehadiran seni kontemporer baik berupa karya hingga membentuk ekosistemnya sendiri.

Ekosistem seni berupa ruang pertemuan, proses penciptaan karya hingga pasar karya seni. Pasar karya seni ada sebagai bentuk respon dari dinamika ekosistem seni yang terus bertumbuh. Pasar karya seni merujuk pada tempat di mana karya seni dibeli, dijual, atau ditampilkan kepada publik

Ini bisa menjadi pasar fisik seperti galeri seni, pameran seni, atau acara seni komunitas, atau pasar digital di mana karya seni dijual secara online melalui platform perdagangan elektronik. Pasar karya seni memiliki peran penting dalam mendukung komunitas seniman dan memfasilitasi pertukaran karya seni antara seniman dan kolektor atau penggemar seni.

“Melalui pasar karya seni, seniman dapat menjual karya mereka untuk memperoleh pengakuan dan penghargaan finansial, sementara kolektor atau penggemar seni memiliki kesempatan untuk membeli dan menikmati karya seni yang mereka sukai,”tambah Adriana.

Penjualan karya selama ini hanya terjadi di ranah privat (pertemuan antara kolektor dan seniman saat pameran, person to person, melalui platform media, barter karya, dan sebagainya

Bila ada ruang untuk skema penjualan karya yang terbuka, transparan dan interaktif tentu menciptakan suatu ekosistem pasar karya seni/penjualan karya yang menarik, efesien dan efektif. (*/nttsatu)

Komentar ANDA?