Oleh: Rm Ambros Ladjar
*HARI RAYA PENTEKOSTA. Minggu, 5 Juni 2022*
Bacaan. Kisah Para Rasul 2: 1-11 dan Roma 8: 8-17 dan Injil Yoh 14: 15-16, 23-26.
Hari Raya Pentekosta adalah peringatan turunnya Roh Kudus Allah atas para rasul, gereja. Peristiwa itu terjadi pada hari ke 50 setelah Kebangkitan Kristus dari alam maut. Sebab itu hari ini juga dipandang sebagai hari lahirnya gereja karena oleh pewartaan para rasul, injil diterima oleh semua bangsa manusia. Selain itu juga Pentekosta merupakan awal mula kebangkitan semangat bersaksi para rasul sehingga mereka tak cuma berdiam di Yerusalem tapi menyebar keluar dari tanah Israel.
Roh Kudus turun ke atas para rasul ibarat bunga-bunga api. Seakan-akan Roh Kudus yang datang membongkar bangkir keterbatasan mereka. Karena dari pengecut mereka jadi pemberani. Tadinya bersembunyi kini ke luar beraksi dengan semangat membara. Tak pandai bicara tapi menjadi begitu fasih berkata-kata dalam beragam bahasa. Secara manajerial mereka jadi pintar menata komunitas awal orang-orang yang mengikut Yesus sesuai apa yang dikisahkan dalam bacaan pertama.
Sesuai perjalanan gereja, Pentekosta membawa suasana baru dan luar biasa bagi para rasul. Mereka tampil menjadi pribadi yang heroik, siap dan berani mati mewartakan Injil ke seluruh dunia. Allah Roh Kudus yang menyertai para rasul itupun jangkauannya mencakup semua rentangan zaman. Roh Kudus hingga kini masih terus berkarya. Kuasanya mampu merombak segala kuasa egoisme sehingga orang berlaku menjadi pribadi yang solider, peduli dan rela berbagi dalam suka duka.
Jika mau jujur, kita kadang kurang menyadari peran Allah Roh Kudus dalam hidup. Seakan-akan kita memenjarakan Roh Kudus dan tak memberikan Dia ruang untuk merajai seluruh hidup. Padahal Roh Kudus adalah Allah yang selalu hinggap dalam diri kita dan menjiwai hidup kita. Kita perhatikan orang yang bela diri dengan mengandalkan tenaga dalam. Orang sadari betul potensi yang ada di dalam diri. Sekiranya dslam diri, kita andalkan peran Roh Kudus maka Dia akan memberikan kita daya dan dinamika hidup untuk melakukan perbuatan besar sesuai kehendak Tuhan.
Marilah kita menimbah inspirasi dan kekuatan baru dari Allah Roh Kudus agar kita mampu menunaikan segala tugas kerasulan kita. Saat ini suhu politik di negeri kita bisa saja naik turunnya jadi panas membara dalam keragaman. Olehnya dalam keseharian hidup, selaku orang katolik, kiranya kita tampil secara benar bukan saksi dusta yang abu-abu. Kita menjadi saksi hidup dalam mewartakan nilai kebenaran sesuai tuntutah hidup orang banyak. Dengan cara ini maka suasana dalam kebersamaan menjadi rukun, damai dan harmonis dalam kebersamaan.
Sudah jelas santu Paulus tegaskan dalam suratnya hari ini. “Jika kita dipimpin Roh Allah maka kita akan hidup” biarpun banyak perlakuan buruk yang dialami. Jika demikian maka syaratnya harus matikan perbuatan-perbuatan tubuh agar kita tak dikendalikan keinginan daging. Apabila kita tinggal dalam semangat Roh Kudus maka kita mampu hasilkan buah kebajikan. Tak lain adalah Kasih, sukacita, damai sejahteta, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri (Gal 5: 22-23). Marilah berproses setiap hari menjadi pelaku firman. Baik untuk diri sendiri, keluarga maupun masyarakat agar kita menjadi pribadi yang baik di tengah kehidupan bangsa & negara.
Salam sehat di Hari Raya Pentekosta buat semuanya. *Tetap taat menjalankan Prokes*. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga kita masing-masing dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹✝️🌹🎁🛍️🍇🌽🔥🔥🔥🤝🤝🤝🇮🇩🇮🇩🇲🇨
Pastor Paroki Katedral Kupang