Inilah Perintak-Ku, Kasihilah Seorang Akan yang Lain

0
367

Oleh: Rm. Ambros Ladjar, Pr

Hari Minggu Pekan VI Paska, 05 Mei 2024*. Bacaan. Kisra 10: 25-26, 34-35, 44-48 dan 1Yoh 4: 7-10 dan Injil  Yoh 15: 9 -17.

Panggilan *kaka-ari, wue-wari, ka’e-aji, ka’e-azi* merupakan tegur sapa keakraban yang lasim tiap hari di beberapa suku Flores. Biarpun begitu tapi masih ada perbedaan usia antara yang tua dan muda. Lain halnya dengan Yesus yang menyapa kita semua secara akrab hari ini dengan: *Sahabat*. Sapaan kata “sahabat” dari Yesus ini membuat kita merasa nyaman & damai. Karena kita bukan hamba sebagaimana biasa berlaku di dunia kerja. Martabat ini menunjukan bahwa kita berharga di mata Tuhan. Lebih dari pada itu kalau kita ikuti perintah-Nya maka kita tinggal di dalam kasih-Nya.

Kata Yesus: tinggal dalam kasih-Ku berarti menuntut ketaatan mutlak dari sikap kita umat kristiani untuk siap melakukan perintah-Nya. Sebab kita yang berperan sebagai cabang, carang, ranting bisa saja salah arah menggunakan kehendak bebas kita. Semestinya sikap kita sebagaimana halnya ranting yang bergantung pada pokok atau pohonnya, harus merasa bersatu. Kita para pengikut-Nya tak boleh lari tapi tetap ulet mengambil aliran hidup dari Tuhan Sang pokok kehidupan itu sendiri.

Perintah Yesus untuk *tinggal di dalam kasih-Nya* mengakibatkan firman-Nya itu berakar di dalam seluruh diri kita. Artinya mandat dari Yesus itu sarat makna. Dari sebab itu sejatinya mau mengungkapkan suatu daya kekuatan firman dan rasa kebergantungan kita manusia kepada kehendak Tuhan. Kedasyatan Firman Tuhan itu terasa tajam bagaikan pisau di tangan yang siap untuk memangkas ranting yang tak berbuah lantaran firman Tuhan itu dikesampingkan. Mengabaikan firman maka takan menghasilkan buah kebaikan, tapi cumalah kejahatan dan kemelaratan.

Allah adalah kasih menurut rasul Yohanes. Kita coba lihat diri dan lingkungan keluarga kita masing-masing. Banyak orang sekarang malas baca Kitab Suci. Cepat bosan dengar pewartaan dan katekese, lain halnya kalau duduk minum atau nonton drakor. Mereka mulai menghindar dari gereja karena rasa hidup terjepit dan tak mau bersatu lagi. Mereka baru tampak lagi ketika ditimpah kesulitan yang menghimpit sampai orang tak berdaya lagi.

Apabila tabiat manusia tampak bertolak belakang seperti demikian maka Jangan heran bila mereka cuma menghasilan buah yang asam dan buruk. Tak lain adalah sifat manusia yang tampak dalam tabiat berupa keonaran, kemalasan, kejahatan, tipu daya dan bukan kebaikan. Karena firman tak kuat melekat lagi dalam hati mereka. Marilah kita belajar untuk menjadi sahabat Tuhan ybk sehingga kitapun bisa bersahabt juga dengan sesama di sekitar. Apakah hidup kita sungguh memberi rasa sukacita kepada orang di sekitar?

*Salam Seroja, Sehat Rohani dan jasmani* di Hari Minggu buat semuanya. Jikalau ADA, Bersyukurlah. Jika TIDAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGI LAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹🌹✝️🪷🪷🤝🤝🎁🛍️💰🍇🍇🇮🇩🇮🇩

Pastor Paroki Katedral Kupang

Komentar ANDA?